Mikroorganisme dalam Air Minum Kita

Peringatan: Daftar ini bukan untuk menakut-nakuti atau membuat Anda, para pembaca Zona Biologi Kita, menjadi paranoid. Hanya perlu Anda ketahui bahwa terdapat mikroba tak terlihat hidup di air keran di rumah kita. Tidak semua dari  mereka membahayakan, karena pada dasarnya di dalam semua air terkandung bakteri dan Protozoa sampai batas tertentu. Namun, sebagian dari mikroba tersebut benar-benar berbahaya jika melebihi jumlah tertentu.
Melalui artikel ini Anda akan diajak untuk melihat lebih dekat mikroorganisme apa saja yang terdapat dalam air yang kita minum dari keran di rumah.  Berikut adalah 5 mikroorganisme yang dapat hidup di air minum Anda sekarang.
5. Cryptosporidium
763Px-Cryptosporidium Parvum 01

Ketika perusahaan air minum memompa air keluar untuk warga pelanggan mereka, pertama kalinya mereka akan menyalurkan air melalui serangkaian filtrasi dan desinfeksi. Prosedur ini jelas harus dilakukan karena ketika perusahaan tersebut meyedot air dari danau dan sungai,  kemungkinan besar air tersebut mengandung milyaran bakteri. Dengan filtrasi tersebut, sebagian besar bakteri yang membahayakan terpisah dari air. Namun erlu digarisbawahi, secanggih-canggihnya proses filtrasi, tetap saja tidak sempurna. Hal itu artinya di dalam air yang kita minum melalui keran, terdapat sejumlah kecil  dosis Cryptosporidium setiap harinya.Cryptosporisium sebenarnya termasuk kelompok Protozoa yang berpotensi mengakibatkan  diare jika populasinya di dalam saluran pencernaan berjumlah besar, kondisi itu dikenal sebagai cryptosporidiosis. Protozoa parasit yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan menempel ke dinding usus besar (colon) dan bertelur dalam feses seseorang. Feses manusia yang mengandung telur dan larva  itulah yang akan menjadi perantara penyebaran penyakit:. Artinya ketika suatu sumber air minum terkontaminasi dengan tinja yang terinfeksi, Criptosporisium akan mudah berpindah ke inang yang baru.

 4. Anabaena sp.
Gambar yang menarik bukan? Melihat bentuk slinky dari sebentuk Anabaena circinalis, suatu spesies Cyanobacteria yang hidup di waduk air tawar di seluruh dunia, terutama di Australia, Eropa, Asia, Selandia Baru, dan Amerika Utara. Cyanobacteria seperti ini diyakini oleh beberapa ilmuwan sebagai organisme multiseluler perintis yang mengawali kehidupan di planet biru ini.  Namun di balik bentuknya yang menawan tersebut, pernah terjadi suatu kasus yang diakibatkan oleh Anabaena spp. ini, yaitu  produksi neurotoksin yang membahayakan jiwa organisme lain. Penemuan kasus produksi Anatoxin oleh Anabena spp. ini dapat dikatakan sebagai  kasus pertama dari produksi neurotoxin oleh Cyanobacteria_sebelumnya sangat jarang terjadi.
Kasus wabah yang cukup mencengangkan adalah suatu peristiwa  yang terjadi di tahun 1950, ketika terjadi kematian massal sapi ternak di peternakan sepanjang Amerika Utara karena meminum air yang tercemar racun  yang diproduksi oleh Cyanobacteria di perairan tersebut. Sementara itu di Australia, ditemukan kasus yang serupa, tetapi racun yang dihasilkan oleh Cyanobacteria ini adalah neurotoxin jenis saxitoxins. Saxitoxins adalah  neurotoksin yang mengakibatkan gagal napas yang  diikuti dengan kematian. Militer bahkan telah mengklasifikasikan saxitoxins sebagai zat berlabel “Tidak ada penggunaan praktis selain untuk pembuatan senjata.” Untungnya, Cyanobacteria adalah salah satu mikroorganisme tergolong mudah untuk disaring. Setidaknya untuk saat ini.


3. Escherichia Coli
Kita semua tahu tentang E. coli, atau Escherichia coli, yaitu bakteri yang tinggal di, pada, dan di sekitar tinja. Sebenarnya E. coli dalam jumlah aman telah hidup bersimbiosis dengan manusia dan hewan di dalam usus besar (colon). Bakteri ini adalah salah satu anggota Famili Enterobacteriaceae. Fungsi E coli selain menutup permukaan usus besar agar bakteri lain, khususnya bakteri patogen tidak ada tempat lagi untuk berada di usus, juga  menghasilkan bahan antibiotik, seperti Kolisin yang dapat membunuh bakteri patogen lain. Selain itu, E. coli membantu pembusukan  makanan sisa yang ada di usus besar.
Jadi pada dasarnya  E. coli merupakan bakteri yang tidak berbahaya, bahkan menguntungkan bagi manusia karena  membantu manusia menutup permukaan usus besar, menghasilkan antibiotik, dan menghasilkan nitrogen. Pertanyaannya adalah  bagaimana E. coli dapat menjadi membahayakan bagi manusia?
Beberapa strain E. coli, dalam beberapa kasus, mengakibatkan infeksi yang membahayakan kesehatan bahkan mengancam jiwa. Satu kelompok strain penting dari bakteri E. coli adalah kelompok Escherichia coli Enterohaemorrhagic (EHEC). Tipe ini menyebabkan diare berdarah dan disertai dengan kram perut. Secara umum, orang dewasa  sehat dapat sembuh dari infeksi ini setelah satu pekan.
Bakteri E. coli menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan kerusakan pada merah sel darah, ginjal dan organ pencernaan. Sepuluh persen dari anak-anak yang terinfeksi E. coli mengalami Sindrom hemolitik uremic (HUS), yang merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal akut pada anak. HUS dapat menyebabkan kematian pada anak-anak, orang tua, dan mereka yang kondisi kekebalan tubuhnya lemah.
Agar resiko terinfeksi atau terkontaminasi E. coli  berkurang, sebaiknya perhatikan tips berikut.
  • Jika tidak yakin dengan kebersihan sumber air minum Anda, rebuslah hingga mendidih air minum tersebut untuk membunuh bakteri, Fungi, dan Protozoa patogen.
  • Hindari mengonsumsi jus buah dan susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Cuci selalu  buah dan sayuran, termasuk buah yang harus dikupas dan dipotong sebelum dikonsumsi, seperti melon, jeruk, dan timun.
  • Selalu mencuci tangan dengan air hangat dan air sabun setelah menggunakan toilet, mengganti popok, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah berkunjung ke peternakan atau kebun binatang.
  • Ketika membeli daging, pastikan kondisinya masih segar dan tidak berair. Setelah itu, masukan daging dalam kantong plastik untukmengurangi kontak dengan udara luar.
  • Bekukan atau dinginkan daging sesegera mungkin setelah pembelian.
  • Cuci tangan dengan air hangat  atau air sabun selama dua puluh detik, sebelum dan setelah memegang daging mentah.
  • Masaklah daging  secara matang menyeluruh (suhu 71 ยบ C ).
  • Pisahkan daging sapi/ daging unggas / makanan laut secara terpisah di bawah lemari es.
  • Cuci dan bersihkan dengan cairan desinfektan semua peralatan dan pemotong yang digunakan dalam penanganan daging mentah.
2. Legionella pneumophila


Dengan nama seperti Legionella, bakteri ini sudah terdengar berbahaya.  Penyakit legionella adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan akut yang bisa menyebabkan serangkaian penyakit, mulai dari batuk ringan dan demam sampai pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophilia. Habitat bakteri ini yaitu di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, menara pendingin, kolam renang, pancuran, tanah pot, sistem air panas, dan air mancur. Artinya, selain melalui udara, penyakit ini dapat pula berpindah melalui perantaraan air yang terkontaminasi bakteri ini. Penyakit legionella banyak terjadi pada pada akhir musim panas dan awal musim gugur di negara yang memiliki empat musim. Dari data dirumah sakit, dari semua kasus pneumonia 1-8% diantaranya adalah penyakit legionella dan sekitar 4% dari pneumonia berat.

Penyakit Legionella sering disamakan dengan Pontiac fever (Demam Pontiac) karena sama-sama disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophilla. Sejarah disebutnya Demam Pontiac karena awal dilaporkannya wabah ini berasal dari dinas kesehatan kota Pontiac, Michigan, Amerika Serikat (AS) pada Juni 1978. Ketika itu menyebar sebuah wabah pada sejumlah pegawai dinas kesehatan kota Pontiac akibat polusi dari air conditioner gedung.

Penyakit Legionella pertama kali dikenal sejak Juli 1976 yang menyebabkan 221 sakit dan 34 lainnya mengalami kematian di Philadelphia, Amerika Serikat (AS). Saat itu sedang berlangsung sebuah konvensi asosiasi veteran militer Legiun Amerika di Hotel Philadelphia. Setelah dipublikasikan secara luas adanya wabah penyakit menyerang para legion itu, pada tanggal 18 Januari 1977 berhasil diidentifikasi agen penyebab wabah yang selanjutnya disebut Legionella. Di AS, sekitar 8.000 hingga 18,000 orang terpapar penyakit legionella setiap tahunnya. Sementara di benua Eropa, pada tahun 2003-2004 sebuah tim ilmuwan Prancis melakukan penelitian terhadap penyakit legionella berlangsung di Pas de Calais, Perancis Utara. Ditemukan 86 kasus yang dikonfirmasi, 18 diantaranya menyebabkan kematian. Sumber infeksi diidentifikasi berada pada menara pendingin di sebuah pabrik petrokimia, korban yang terinfeksi diperkirakan bertempat tinggal sejauh 6-7 km dari pabrik.

Di Indonesia, angka kematian mencapai sekitar 20%, dimana angka kematian yang lebih tinggi ditemukan pada mereka yang mendapatkan penyakit ini di rumah sakit atau pada penderita gangguan sistem kekebalan. Angka kematian penderita penyakit legionella lebih tinggi dibanding demam berdarah sekitar 30%. Sementara kematian akibat demam berdarah dibawah 0,5% lebih rendah. Dari segi out-break secara epidemologi, jumlah orang yang terkena demam berdarah lebih banyak dibanding legionella karena demam berdarah disebabkan oleh gigitan nyamuk yang berada pada setiap tempat, sementara wabah legionella disebabkan oleh bakteri yang memasuki tubuh melalui saluran pernafasan.

Gejala penyakit legionella seperti penyakit flu ringan namun bakterinya dapat menyebabkan kematian. Seseorang yang terserang penyakit legionella mirip gejala influenza, demam, dan pilek. Lebih lengkapnya, gejalanya adalah sakit dan kaku otot, nyeri persendian, tidak bertenaga, merasa tidak enak badan, sakit kepala, demam, menggigil, batuk kering, batuk darah, sesak nafas, nyeri dada, diare, dan ataksia (gangguan koordinasi). Penyakit ini adalah jenis penyakit infeksi yang menyerang saluran pernapasan di paru-paru. Seseorang yang terserang penyakit legionella adalah mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti orang yang lanjut usia (lansia).

Pencegahan penyakit legionella pada lingkungan adalah penggunaan produk antilegionella yang berjenis biosida pada gedung-gedung perkantoran dan perhotelan yang banyak menggunakan mesin pendingin ruangan alias air conditioner (AC). Produk antilegionella terbukti efektif dalam membasmi bakteri legionella. Pencegahan lain pada lingkungan dengan melakukan disinfektanisasi terhadap lokasi-lokasi yang diduga menjadi tempat penularan karena seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa bakteri Legionella bisa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, menara pendingin, kolam renang, pancuran, tanah pot, sistem air panas, dan air mancur. Penjagaan kebersihan lingkungan sekitar adalah cara tepat mencegah datangnya wabah legionella.

1 Salmonella enterica

Setiap hari, kita pasti mengkonsumsi makanan yang membuat tubuh bugar dan sehat, seperti makanan karbohidrat, protein dan sayur mayur. Makanan ini sangatlah penting untuk kondisi tubuh yang kuat. Tidak hanya makanan, kebanyakan dari kita juga pasti mempunyai hewan peliharaan dan hewan kesayangan seperti anjing, kucing, kura-kura, atau pun ular. Akan tetapi, kita tidak pernah mengetahui bahwa makanan atau minuman yang kita konsumsi telah terkontaminasi oleh bakteri Salmonella. Tidak hanya itu, kita juga tidak mengetahui kalau hewan pelirahaan kita sebenarnya membawa bakteri Salmonella ini.
Bakteri Salmonella adalah bakteri yang dapat menginfeksi dengan cepat sehingga menyebabkan dehidrasi ekstrim pada inangnya. Salmonella dapat menyebar dan mengkontaminasi melalui  bahan makanan, makanan, dan minuman yang tercemar, contohnya telur mentah, daging mentah, sayur-sayur segar, sereal, dan air yang tercemar. Pencemaran dan penyebaran infeksi dan bakteri Salmonella ini dapat datang dari feces hewan atau manusia yang berhubungan dengan makanan selama pemrosesannya atau panen. Meskipun asam lambung manusia dapat mengurangi dan membunuh bakteriSalmonella, tetap masih ada bakteri-bakteri yang dapat lolos ke dalam usus besar maupun usus kecil, dan kemudian melekat dan menembus sel-sel dalam tubuh manusia.

Racun-racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat merusak dan membunuh sel-sel yang melapisi usus-usus, yang berakibat pada kehilangan cairan usus (diare). Beberapa Salmonella dapat selamat dalam sel-sel dari sistem imun dan dapat mencapai aliran darah, menyebabkan infeksi darah (bacteremia). Tidak hanya itu, ketika infeksi Salmonella sudah memasuki dan mencapai aliran darah, akan mengakibatkan panas dalam, muntaber dan sakit perut yang ekstrim. Biasanya, yang terinfeksi oleh infeksi Salmonella adalah masa bayi-bayi, masa kanak-kanak, masa tua dan orang yang mempunyai system imun yang sangatlah lemah Oleh karena itu, menjaga kebersihan bahan makanan dan air minum merupakan tindakan pencegahan yang paling baik.
Source:
http://wikipedia.org (1)
http://listverse.com (2)
Forum sains (3)
Kompasiana (4)
http://epa.gov (3)

0 komentar