Morfologi Lichens (lumut kerak)



Lichens adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari dari fungi dan organisme fototropik, baik sebagai alga atau sianobakteri (prokariota). Dengan demikian lichens terbentuk dari interaksi mutualistik antara dua mikroorganisme yang berbeda  (Madigan et al, 2012: 43). Alga yang ikut menyusun lichens disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau berkoloni. Kebanyakan fungi yang menyusun lichens tergolong ke dalam Ascomycetes.
Sel-sel dari fototropik tertanam dalam lapisan atau rumpun antara sel-sel fungi. Morfologi lichens yang utama adalah ditentukan oleh fungi. Beberapa sianobacteri yang bersimbiosis dengan lichens adalah organisme seperti Anabaena atau Nostoc (Madigan et al, 2012: 721-722)
Tubuh lichens dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan dengan alga dan jamur. Bagian tubuh yang memanjang secara selluler dinamakan hifa. Hifa merupakan organ vegetatif dari thallus atau miselium yang biasanya tidak dikenal pada jamur yang bukan lichens. Alga selalu berada pada bagian permukaan dari thallus.
 
Lichens merupakan simbiosis mutualisme, bila dipandang ke dua simbion dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama. Pada simbiosis tersebut alga menyediakan makanan bagi fungi dengan hasil fotosintesisnya berupa karbohidrat dan oksigen, dan sebaliknya fungi menyediakan air dan garam-garam kepada alga, memberi struktur, membantu dalam perekatan, serta melindungi dari dari erosi air hujan dengan jangkarnya Pada beberapa lichen, mikroba fotosintetik melepaskan 60% karbohidrat untuk fungi (Bauman, 2007).
Hubungan dalam lichens tidak selalu saling menguntungkan tetapi juga bersifat helotisme, dimana keuntungan yang timbal balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi pada akhirnya alga akan diperalat oleh fungi. Hal tersebut terjadi karena fungi memproduksi haustorium yang dapat menembus sel fotosintetik (alga) sehingga alga tidak dapat membiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. 

Berdasarkan bentuknya lichens dibedakan atas empat bentuk (Yurnaliza, 2002) :
a.    Crustose
Lichens yang memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon atau di tanah. Jenis ini susah untuk mencabutnya tanpa merusak substratnya. Contoh : Graphis scipta, Haematomma puniceum, Acarospora atau Pleopsidium.
 

Lichen Crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan  disebut endoploidik atau endoploidal. Lichens yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis, disebut leprose.
b.   Foliose
Lichens foliose memiliki struktur seperti daun yang tersusun oleh lobuslobus. Lichens ini relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar, lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar. Bagian permukaan atas dan bawah berbeda. Lichenes ini melekat pada batu, ranting dengan rhizines. Rhizines ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi makanan. Contoh : Xantoria, Physcia, Peltigera, Parmelia dll.
 

c.    Fruticose 
     Thallusnya berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita.            Thallus     tumbuh    tegak atau menggantung pada batu, daun-daunan atau cabang pohon. Tidak terdapat  perbedaan  antara permukaan atas dan bawah. Contoh : Usnea, Ramalina dan Cladonia
                  
d.    Squamulose
Lichen ini memiliki lobus-lobus seperti sisik, lobus ini  disebut squamulus yang biasanya berukuran kecil dan saling bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
 



0 komentar