Tokoh-tokoh yang Berpengaruh pada Pemikiran Charles Darwin

Sekembalinya dari petualangan dengan kapal Beagle, Darwin tidak memiliki banyak waktu untuk bersantai. Segera spesimen yang ia kumpulkan didata ulang dan diteliti. Karena jumlahnya terlalu banyak, ia meminta bantuan kawannya Henslow untuk mengajak para ilmuwan ahli botani, zoologi, anatomi, dan palaeontologi untuk membantu. Darwin akhirnya menyewa sebuah ruangan di Cambridge untuk mendata semua spesimennya.

170px-1878_Darwin_photo_by_Leonard_from_Woodall_1884_-_cropped_grayed_partially_cleaned

 

Akhirnya, buku The Voyage of HMS Beagle berhasil diterbitkan dalam volume edisi zoologi dan geologi. Buku itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat ilmiah London. Darwin diangkat menjadi salah satu anggota Goelogical Society, sebuah posisi yang cukup prestisius. Saat itu sebenarnya Darwin terus mempersiapkan “catatan-catatan rahasianya” tentang transmutasi spesies (kelak akan disebut sebagai evolusi), untuk diterbitkan. Tetapi hal itu akan lama tertunda, karena sifat Darwin yang sensitif, peragu, dan tidak ingin terlibat kontroversi. Temuan dan pikirannya itu dinilainya akan mengguncangkan paham teologi yang berkembang saat itu. Ia terlalu takut untuk dihujat dan ditentang.

 

Pengaruh buku Thomas Malthus[1] , banyak menginpirasi Darwin untuk melanjutkan bukunya yang rencananya akan menjelaskan perubahan spesies. Sebenarnya tulisan Darwin tentang asal-usul spesies, seleksi alam, transmutasi (evolusi), tidak murni temuannya sendiri. Ia banyak terinpirasi oleh tulisan-tulisan beberapa tokoh. Darwin membandingkan, menyintesis, dan menyimpulkan antara catatan pengalamannya dengan tulisan para tokoh tersebut. Mengutip dari Kristan Lawson (2008), berikut adalah orang-orang yang membuat penemuan Darwin menjadi mungkin:

 

  1. Aristoteles (384-322 SM)

Filsuf kuno yang berpendapat bahwa semua bentuk kehidupan di bumi disusun oleh sebuah hierarki, dari makhluk yang paling sederhana hingga makhluk yang paling kompleks. Sebuah usaha pertama untuk melakukan taksonomi.

 

  1. Gregory Van Nyssa (331-396)

Filsuf Kristen, menyatakan bahwa pada saat hari Penciptaan, Tuhan sekedar menciptakan hukum alam dan kilatan kehidupan. Dan bahwa dunia dan seisinya berevolusi secara perlahan menuju prinsip dasar Tuhan.

 

Cendekiawan muslim arab, menulis bahwa “gunung mungkin disebabkan oleh terangkatnya kerak bumi.” Teori yang akan dibuktikan Darwin dan Lyell 800 tahun kemudian.

 

  1. Al Jahiz (781-869M)

Cendekiawan muslim arab yang mungkin sangat memengaruhi pemikiran para evolusionis. Ia berpendapat bahwa perubahan lingkungan berdampak terhadap kemungkinan seekor binatang untuk tetap bertahan hidup. Sejarah peradaban Islam mencatat, Al-Jahiz sebagai ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori “Perjuangan Hidup” (struggle for existence). Dalam bukunya Al-Hayawan, ia mengungkapkan bahwa setiap makhluk hidup harus berjuang untuk dapat bertahan hidup dan bahwa habitat hewan mempengaruhi kehidupan dan bentuknya tubuhnya (morfologi).

 

  1. Galileo Galilei (1654-1642)

Fisikawan, menujukkan bahwa teori ilmiah harus didasarkan pada pengalaman dan pengamatan sebenarnya pada dunia alam. Jika tidak, maka teori tersebut tidak dapat dibuktikan. Gagasan semua cendekiawan hanyalah sebuah spekulasi. Hal inilah yang mendasari Darwin bahwa ia telah melakukan pengamatan lebih dari yang lain.

 

  1. Carolus Linnaeus (1707 - 1778)

Dalam karyanya System of Nature menuliskan taksonomi modern yang masih dipakai sampai sekarang, yaitu kerajaan, kelas, ordo, marga, spesies. Famili ditambahkan oleh para ahli belakangan. Berdasarkan teori ini, Darwin merumuskan kekerabatan antar makhluk hidup.

  1. Erasmus Darwin (1732 -1802)

Kakek Charles Darwin. Ia menyatakan bahwa kehidupan dimulai dari sebuah organisme kecil di samudera. Ia juga menulis bahwa manusia dan kera memiliki kekerabatan yang dekat. Yang tidak diketahuinya adalah, kenapa semua makhluk berevolusi.

 

  1. Jean Baptiste Lamarck (1744-1829)

Secara tepat meyakinkan bahwa semua spesies secara perlahan berevolusi menjadi spesies lain, terutama karena perubahan lingkungan. Tetapi ia salah bahwa hewan mengembangkan sifat baru melalui kekuatan keinginan dan kemudian mewariskan “sifat perolehan” kepada keturunannya.

 

  1. Thomas Malthus (1766-1834)

Dalam bukunya Essay on the Principle of Population as it Affect the Future Improvementof Mankind, yang secara garis besar menyatakan tidak adanya keseimbangan antara penduduk dan bahan makanan. Dari sinilah muncul sebuah ungkapan terkenal “The Survival for the Fittest” atau, mudahnya, siapa yang kuat dia yang menang. Tapi teori ini akan terbantahkan kurang dari 1 abad kemudian, meskipun dampak dari slogan ini adalah penjajahan oleh negara-negara eropa di pelbagai belahan dunia.

 

  1. Charles Lyell (1797-1875)

Guru sekaligus kawan baik Darwin, yang menyatakan bahwa bumi berusia sangat tua, jauh lebih tua dari perkiraan sebelumnya, dan perubahan terjadi secara bertahap telah membentuknya. Bumi purba adalah pandangan penting dalam evolusi Darwin, bahwa perubahan spesies memerlukan waktu yang sangat lama.Karena saat itu dogma yang berkembang adalah bahwa usia bumi baru ribuan tahun saja seperti kata bible.

 

Darwin dan Wallace

Bisa dikatakan, “gara-gara” Alfred Russel Wallace[2] lah, buku yang memaparkan tentang teori evolusi Darwin akhirnya bisa terbit. Darwin yang ragu-ragu untuk menerbitkan bukunya tentang transmutasi spesies, seleksi alam, dan penyimpangan, terlecut oleh tulisan yang dikirimkan padanya dari ilmuwan muda yang melakukan ekspedisi di daerah Hindia Belanda bernama Wallace itu.

 

Pada tanggal 18 Juni, Darwin menerima paket baru dari Wallace, yang berisi sebuah essai berjudul On The Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type (Kecenderungan Varietas berubah Selamanya dari Jenis Asli). Darwin terbelalak kaget, ia tidak menyangka penilitannya sepuluh tahun terakhir “dipukul telak” oleh pemula muda yang berada di hutan belantara yang jauh. Tulisan Wallace berisi persis dengan teori transmutasi spesies nya yang masih ia tahan untuk tidak diterbitkan. Bukan itu saja, tulisan Wallace jauh lebih jelas daripada tulisannya.

 

Kawan-kawan Darwin akhirnya dengan kompromi gentleman membawa tulisan Darwin dan Wallace ke Masyarakat Linnaeus pada 1 Juli 1858. Darwin dan Wallace sama-sama tidak bisa hadir. Hasilnya, tidak ada yang tertarik dengan tulisan itu. Sampai-sampai Presiden Masyarakat Linnaeus berkata dalam sambutan penutupnya, “Tahun ini berlalu tanpa adanya penemuan mengejutkan yang akan merevolusi departemen sains”. Betapa sejarah akan berkata lain! Namun paling tidak, berdasarkan timeline penelitian, kawan-kawan Darwin berhasil membuat citra bahwa Darwin menemukan ide nya lebih dulu. Wallace dan Darwin tetap bersahabat hingga akhir usia mereka tanpa pernah saling mencela atau menjatuhkan.


[1] dalam karyanya Essay on the Principle of Population, menunjukkan bahwa ada pertarungan berkesinambungan untuk bertahan dalam masyarakat dan ekosistem hewan, dan hanya individu paling kuatlah yang dapat hidup cukup lama untuk mendapatkan keturunan. Konsep ini dipakai Darwin untuk menulis bukunya The Origin of Species

[2] Selama beberapa tahun, Darwin berkomunikasi dengan penyelidik alam muda ini. Wallace berkenalan menjelajahi kepulauan tropika di Hindia Belanda Timur (sekarang bagian dari Indonesia) dan sekembalinya ke Inggris ia menjual hewan-hewan langka yang dikumpulkannya kepada para ilmuwan, termasuk Darwin. Mereka berdua bersahabat baik layaknya kolega, tak ada yang serius, hanya hubungan seperti seorang teman korespondensi saja.

1 komentar: