Mengenali Arti Tangisan Si Kecil

Secara umum ada beberapa penyebab bayi menangis. Saat usia 0-3 bulan si bayi menjerit, menangis, dan merintih mungkin para Bunda belum dapat memahami apa arti tangisannya. Di  atas usia 3-4 bulan tangisan si kecil mulai berkurang, karena ia sekarang mulai mengenal apa yang ada di sekelilingnya. 


Si kecil mulai mendengarkan dan tertarik terhadap segala sesuatu di sekelilingnya. Berikut ini beberapa tanda tangisan bayi di atas usia 3-4 bulan dan penyebabnya:

1. Lapar, bayi akan menangis jika lapar. Dalam tagisnya akan terdengar suara “nnn” di depan tangisan si bayi. Ini artinya si bayi lapar dan ingin minum susu.

2. Tidak nyaman, ada suara “hhh” di depan tangisannya, yang berarti ada rasa tidak nyaman di tubuhnya. Entah itu karena popoknya basah, tubuhnya merasa kepanasan, atau merasa kedinginan.

3. Sakit Perut, dalam tangisanya ada suara Eairh; ada huruf “R” di tengahnya, artinya di bagian perutnya ada rasa tidak nyaman. Ia sedang mengejan, karena mau buang air besar, atau ingin mengeluarkan angin dari perutnya. Atau ada suara Eh; tak ada “N” atau “H” di depannya, artinya lambungnya sakit/sesak, minta badannya ditegakkan agar bisa bersendawa dan mengeluarkan gas dari lambungnya.

4. Mengantuk, terdengar suara “Aaw/owh” dalam tangisannya ada bentuk membulat di mulutnya dan cenderung membuka mulut. Artinya, ia mengantuk dan ingin dibuat nyaman seperti saat ia akan dibawa tidur.

5. Tumbuh gigi,  biasanya bayi mulai tumbuh gigi usia 6 bulan ke atas, tapi ada juga di usia 4 bulan sudah tumbuh gigi. Biasanya tangisnya muncul pada sore hari, kuat seperti tangis sakit karena ada rasa nyeri.

6. Bayi cemas, mulai usia 7 atau 8 bulan kebanyakan bayi menangis karena cemas, terutama saat teak melihat Bundanya. Baginya, Bunda adalah dasar dari rasa amannya. Ia akan tenang “menjelajahi dunia” selama Bunda berada dalam pandangannya.

7. Ingin diperhatikan,  melewati usia 6 bulan, ia mulai mempelajari, menangis ialah suatu alat untuk memperoleh perhatian. Ia cukup menyadari, dengan menangis Bunda akan segera berlari mendekatinya. Untuk Bunda sebaiknya tidak buru-buru menggendongnya, hiburlah si kecil atau ajak main.

8. Sakit, saat bergerak aktif bisa saja si kecil mengalami benturan-benturan pada fisiknya. Meski tidak terluka, ia akan tetap menangis karena rasa kaget. Untuk melupakan rasa sakitnya dengan cepat sebaiknya alihkan perhatiannya.

9.  Lelah, bayi akan merengek, lekas marah, dan akhirnya menangis jika terlalu kelelahan.

10. Marah,  di usia 9 bulan, dalam dirinya mulai berkembang konsep, “Saya ingin”, dan kemarahan merupakan caranya untuk menunjukkan rasa frustrasinya ketika sesuatu tak diperoleh sesuai keinginannya.

Di atas tersebut merupakan penyebab dan tanda bahasa tangisan si kecil, dimana bahasa  bayi tersebut merupakan bahasa universal. Sebab, bahasa tersebut terucap berdasarkan refleks bayi akan kebutuhan tubuhnya.

0 komentar