Kita sering melihat bahkan mengonsumsi susu dalam diet sehari-hari. Susu putih dalam gelas berasal dari bahan dan kandungan gizi berbeda. Berikut Zonabiokita akan memaparkan kandungan gizi dari susu hewani dan nabati.
1. Susu Kental Manis
Susu Kental Manis
Susu kental dibuat dengan mengentalkan susu sapi segar dengan
menghilangkan sebagian besar airnya dengan cara penguapan. Bahan yang
digunakan adalah susu segar yang distandarkan sebelum dilakukan penguapan
untuk menjamin terpenuhinya syarat-syarat menurut undang-undang. Susu kental
pertama dibuat oleh Appert di Perancis; produksi komersialnya dimulai dalam
tahun 1856 oleh Borden di Amerika Serikat (Williamson dan Payne, 1993).
Susu kental manis yang diproduksi rata-rata mengandung 9% lemak susu,
31% bahan – bahan kering total dan 40% gula. Susu kental manis biasanya dijual
eceran dalam kaleng yang berisi 350 - 400 g produk. Kandungan gula yang tinggi
meningkatkan daya simpan susu kental manis; gula yang ditambahkan akan
menyebabkan terbentuknya karamel, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan serius dalam produk ini jika disucihamakan dengan pemanasan
(Williamson dan Payne, 1993).
2. Susu Kedelai
Susu kedelai merupakan hasil ekstraksi dari kedelai kering yang telah tua
dengan penambahan air. Secara tradisional susu kedelai dibuat dengan merendam
biji kedelai kering dalam air selama 12-16 jam untuk melunakkan biji, kemudian
dihancurkan menggunakan mesin gilingan dengan ditambah air sebanyak 10 kali
berat biji kedelai kering, hancuran yang diperoleh dipanaskan pada suhu 95-100oC.
hancuran tersebut kemudian disaring dengan kain saring yang halus dan ditekan
sehingga didapatkan cairan homogen yang disebut susu kedelai
(Bourne et al, 1976; Fuke dan Matsuoka, 1984).
Kandungan asam amino essensial susu kedelai lebih tinggi daripada susu
sapi, hanya saja susu kedelai tidak mengandung asam amino bergugus sulfur
seperti sistein dan metionin (Smith dan Circle, 1972). Perbandingan komposisi
susu sapi dengan susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Perbandingan Komposisi Susu Sapi dengan Susu Kedelai
Susu kedelai yang memenuhi Standar Nasional Indonesia mempunyai kandungan
protein minimum 2%, lemak minimum 1%, padatan minimum 11,5% dan
pH 6,5 – 7 (Dewan Standarisasi Nasional, 1994).
Dari seluruh karbohidrat dalam susu kedelai hanya 12 – 14 % yang dapat
digunakan tubuh secara biologis. Karbohidrat terdiri dari golongan oligosakarida
dan polisakarida.
Golongan oligosakarida terdiri dari sukrosa, stakiosa dan
raffinosa yang larut dalam air, sedangkan golongan polisakarida terdiri dari
erabinogalaktan dan bahan-bahan selulosa yang tidak larut dalam air dan alkohol
(Koswara, 1992).
Secara umum susu kedelai mengandung provitamin A atau karoten tinggi.
Susu kedelai juga mempunyai kandungan provitamin B2, niasin, piridoksin dan
golongan B kompleks lainnya, tetapi tidak mempunyai vitamin B12. Kekurangan
lain dari susu kedelai adalah kandungan mineral terutama kalsium yang lebih
rendah daripada susu sapi. Kadar kalsium susu kedelai kira-kira hanya 18,5% dari
susu sapi (Koswara, 1995).
Susu kedelai dibuat untuk bayi dan anak-anak yang kebutuhan susu belum
terpenuhi, serta orang dewasa yang mengalami alergi terhadap susu sapi. Susu
kedelai merupakan sumber protein nabati bagi bayi, orang dewasa, serta semua
orang yang tidak toleran terhadap laktosa (lactosa intolerance) karena susu
kedelai tidak mengandung laktosa (Nelson et al., 1976).
3. Susu Skim
Susu skim adalah susu bubuk tanpa lemak (dry skim milk) (Adnan, 1984).
Pengolahan susu menjadi susu skim tidak jauh berbeda dengan pembuatan susu bubuk yang lain. Susu skim berasal dari susu kental yang disemprotkan atau
dikabutkan langsung ke dalam suatu hembusan udara kering panas atau
penguapan awal sampai didapatkan total solid 45 - 55% yang kemudian secara
paksa membawa butir-butir susu yang amat kecil melewati ruang pengeringan
atau tofan ketika terjadi penghilangan air dengan penguapan. Hal ini mengurangi
ukuran butir-butir susu yang amat kecil sampai menjadi butir-butir bubuk yang
lebih halus. Perbedaan dengan susu bubuk lain adalah dalam pembuatan susu
skim dilakukan pemisahan bagian krim (bagian yang kaya lemak) sebelum
dilakukan pengeringan (Anonim, 1985).
Susu skim terdiri atas lemak 0,25% - 1,0%, protein 3,6%, laktosa 5,1%,
dan kalsium 132,1 mg / 100 g. Laktosa atau gula susu adalah karbohidrat utama
dalam susu dan secara kimia tersusun atas D-glukosa dan D-galaktosa dengan
ikatan β 1,4 - glikosida. Protein pada susu ini terdiri atas kasein, laktalbumin,
laktalglobulin dengan jumlah kasein mencapai 80%. Di dalam susu, protein
terdispersi sebagai partikel yang berukuran macam-macam. Kasein susu berwarna
kuning keputihan dan merupakan struktur granula, tidak berbau, dan tidak
mempunyai rasa (Jennes dan Patton, 1985; Suwedo, 1994).
Komposisi susu skim tidak sama dengan susu kental manis, karena
meskipun berasal dari bahan yang sama, yaitu susu sapi segar, tetapi proses
pengolahan dan pengepakannya berbeda (Williamson dan Payne, 1993). Berikut
ini tabel perbandingan komposisi susu skim dengan susu kental manis yang tertera
pada kemasan produk susu yang dijual di pasaran berdasarkan survei pasar:
Dalam Buckle et al (1985) diungkapkan bahwa peningkatan konsumsi
susu skim didukung oleh hasil riset yang menyatakan hubungan antara konsumsi
lemak tinggi dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner dan jenis
kanker tertentu. Hasil persilangan (pencampuran) makanan, yaitu substitusi susu
skim untuk susu segar dapat menurunkan resiko penyakit jantung koroner. Satu
liter susu segar dapat mengandung kolesterol sekitar 132 mg, sedangkan pada
susu skim hanya 16 mg. Selain itu, menurut Akita (2003) produk susu rendah
lemak (low-fat dairy products) seperti susu skim merupakan diuretik lemah yang
dapat menurunkan tekanan darah tanpa menggunakan pengobatan.
0 komentar