Potensi Ekowisata di Taman Nasional Bali Barat


Taman Nasional Bali Barat (TNBB) merupakan kawasan pelestarian alam yang berfungsi utama sebagai kawasan perlindungan terakhir dari populasi burung Jalak Bali (Leucopsar rotschildi) di alam liar. Selain fungsi tersebut, TNBB juga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi serta obyek wisata alam yang memiliki daya tarik khas, bahkan menjadi salah satu tujuan utama kunjungan wisatawan mancanegara di Bali.


Selamat datang di Taman Nasional Bali Barat


TNBB memiliki potensi ekowisata yang tinggi. Keindahan alam pulau Bali yang sudah terkenal di dunia internasional, serta  tren wisata kembali kea lam (back to nature) merupakan dua faktor utama yang mendukung keberhasilan TNBB sebagai objek wista alam yang potensial. Panorama alam, atraksi satwa, hingga keelokan alam bawah laut areal TNBB menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Letak dan Luas


Pulau Menjangan

Gerbang TNBB

   Secara administratif, Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terletak dalam dua kabupaten, yaitu Kabupaten Buleleng dan Jembrana, Provinsi Bali. Zona inti TNBB adalah daratan seluas 7.567, 85 Ha dan perairan seluas 455,37 Ha. Zona pemanfaatan intensif seluas 1.645,33 Ha di darat dan 2745,66 Ha di perairan laut (TNBB, 2007:2). Adapun zona pemanfaatan Budaya terletak di daerah daratan TNBB di Pulau Menjangan, Teluk Terima, Prapat Agung, Bakungan, dan Klatakan seluas 242,26 Ha.

Potensi Fauna
     
     Taman Nasional Bali Barat dibentuk untuk memberikan perlindungan  bagi kelangsungan/ keberadaan satwa endemik yang termasuk apendik 1 pada red data book IUCN atau termasuk satwa yang terancam punah, yaitu jalak (curik) Bali.




      Fauna lain yang terdapat di TNBB antara lain terdiri dari 7 jenis Mammalia dan beberapa jenis Reptilia. Mammalia yang terdapat di TNBB antar alain Menjangan (Cervus timorensis), Kijang (Muntiacus muntjak), kuwuk (Felis marmorata), Pelanduk (Tragulus javanicus), trenggiling (Manis javanicus), kera hitaekor panjang (Macaca fascicularis), kera hitam (Presbytis criatata), jelarang (Ratufa bicolor), dan babi hutan (Sus sucrofa). Adapun Reptilia yang terdapat di TNBB yaitu biawak (Varanus salvator), ular sanca (Phyton reticulatus), dan penyu rider (Lepidhocelis olivceae).


Fauna kijang di pulau Menjangan
Kancil/ pelanduk

Kera Hitam

Penyu


   
Pitta guajana


King fisher (Halcyon cholris)

   Sedikitnya 160 jenis burung terdapat di taman nasional yang dikelilingi 4 buah gunung ini. Dikelilingi oleh gunung Prapat Agung, gunung Banyuwedang, gunung Klatakan dan gununug Sangiang, burung-burung yang terdapat di dalam TNBB banyak yang merupakan burung langka dilindungi Undang-Undang. Burung-burung langka tersebut antara lain jalak putih (Sturnus melanopterus), paok biru (Pitta guajana), cekakak (Halcyon chloris), kuntul (Egretta sp.), rangkong (Bucheros rhinoceros), dan elang ular (Spilornis cheela).


Siganus guttatus


      Taman Nasional yang terletak sekitar 130 km dari Denpasar ini juga memiliki kekayaan bawah laut yang luar biasa, di antaranya terdapat 120 spesies ikan yang indah, antara lain Siganus guttatus, Cheilinus chorurus, Pomacentrus sp, dan Apogon aureus.  

Potensi Flora
 Berdasarkan ketinggiannya, kawasan TNBB terbagi menjadi dua ekosistem utama, yaitu ekosistem darat dan ekosistem laut. Ekosistem darat meliputi ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim, hingga hutan hujan dataran rendah. Sementara itu ekosistem laut meliputi  ekosistem corel reef, padang lamun, hingga perairan laut dalam. 
Dipterocarpus haseltii (keruing bunga)

Sejumlah flora langka yang dilindungi antara lain bayur (Pterospermum diversifolium), bungur (Lagerstomis speciosa), sawo kecik (Manilkara speciosa), keruing bunga (Dipterocarpus haseltii), kesambi (Schleichera oleosa), dan cendana (Santalum album).

Berikut sekilas video tentang Taman nasional Bali Barat:


0 komentar