Mie Instan Berpotensi Karsinogenik (Kanker), Kenapa?


Mie Instan

Mi instan kian digemari sebagai makanan siap saji karena selain rasanya yang lezat, cara membuatnya pun sangat mudah.  Bagi mahasiswa terutama yang tinggal jauh dari orang tua seringkali enggan menyiapkan sarapan sehat, seperti nasi dan sayur. Pilihan terhadap mi instan hampir mendominasi kalangan mahasiswa yang tinggal di tempat kos.

Menurut pakar nutrisi Rita Ramayulis, DCN, MKes, dalam sebungkus makanan instan, mi instan misalnya, terdapat sekitar 1.200-1.500 mg natrium, sementara yang dibutuhkan 500 mg sehari. Natrium kan fungsinya mengatur keseimbangan cairan, kalau berlebihan prosesnya jadi mengganggu kerja ginjal".Akibat yang ditimbulkan dengan timbunan natrium yaitu fungsi ginjal akan menurun, pembuluh darah juga jadi tidak elastis dan kaku. Keadaan ini dapat memicu timbulnya penyakit hipertensi, serangan jantung, stroke, dan berujung pada kematian.

Selain bahaya dari kelebihan natrium, ada pula bahaya dari kandungan mi instan sebagai berikut.

a.   Zat lilin

Mi instan jika dipegang terasa kering dan tidak lengket satu dengan lainnya. Tahukan Anda, apakah penyebabnya? Ya, mi instan mengandung zat lilin. Zat lilin yang masuk ke dalam tubuh akan sulit dicerna, paling tidak membutuhkan waktu hingga 3 hari. Apabila konsumsi dilakukan secara terus-menerus, zat lilin akan menumpuk di dalam tubuh sehingga berakibat terbentuknya sel-sel kanker. Bayangkan, jika sejak kecil ketika sedang malas makan, Anda selalu ditawari oleh orang tua untuk dimasakkan mi instan, seberapa besar timbunan racun zat lilin dalam tubuh Anda?        

b.   MSG, HVP, dan Yeast extract

MSG mampu menimbulkan rasa gurih atau umami yang disukai oleh siapa saja. Tentu sa MSG juga dapat dijumpai pada bumbu mi instan. Apabila dikonsumsi melebihi batas, MSG diduga dapat mengakibatkan penyakit sindrom restoran Cina. Selain MSG, bahan pembuat rasa gurih yang lainnya berupa HVP (Hidrolized Vegetable Protein) dan Yeast Extract. Keduanya juga berbahaya jika proses untuk mendapatkannya tidak steril.

c.   Flavour

Flavour merupakan bahan penambah rasa mi instan yang tersedia dengan berbagai macam rasa. Misal rasa soto ayam, kari ayam, baso, dan ayam bawang. Jika flavour berasal dari hewan, maka hewan yang digunakan harus hewan sehat. Begitu pula dengan cara penyembelihannya juga harus tepat. Setelah menjadi bahan siap saji, kita tentu tidak akan tahu sehat tidaknya produksi bahan tersebut.

Selanjutnya, bagaimana memperkecil risiko konsumsi mi instan? Rebuslah mi instan sebanyak dua kali dengan membuang air rebusan pertama yang banyak mengandung zat lilin. Jangan sekali-kali memasak mi bersamaan dengan bumbunya karena jika MSG dimasak di atas suhu 120 0C akan berubah sifat menjadi karsinogenik (mengakibatkan kanker). Bumbu sebaiknya ditaburkan setelah mi matang atau bumbu ditaruh di mangkuk sajian. Beri jarak konsumsi mi instan, minimal 3 hari untuk memberi waktu agar zat lilin sudah larut dan terbuang dari dalam tubuh. Tambahkan sayuran, telur, tomat, atau wortel yang dapat meningkatkan kadar vitamin dan protein dari mi instan. Ada baiknya, jika Anda mengonsumsi mi organik yang benar-benar dibuat dengan bahan-bahan alami, termasuk sayuran.

0 komentar