Mekanisme pembentukan antibody

Pembentukan antibodi menurut teori Seleksi Klonal (clonal selection theory) yang dikemukan oleh Jerne & Burnet (1978): bahwa pada setiap organisme terdapat berjuta-juta prekursor limfosit, kurang lebih ada sekitar 108-1012 jenis sel limfosit B. Dengan adanya antigen yang masuk ke dalam tubuh suatu organisme, maka akan merangsang interaksi antara antigen determinan (epitope) dengan sel limfosit B yang sesuai yang kemudian akan memacu diferensiasi dan proliferasi dari sel tersebut menjadi sel plasma yang memiliki kemampuan menghasilkan antibodi (immunoglobulin). Antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma ini disekresikan langsung ke cairan tubuh, oleh karena itu disebut sebagai kekebalan humoral. Selain itu, limposit B akan berdiferensiasi menjadi sel memori yang mampu menyimpan ingatan terhadap antigen sejenis.


Macam-Macam Sistem Pertahanan Tubuh 

Pada dasarnya ada 2 sistem pertahanan tubuh dalam mencegah timbulnya penyakit yaitu innate immune system dan adaptive immune system. Sistem pertahanan tersebut dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: sistem kekebalan alamiah atau nonspesifik dan sistem pertahanan didapat atau spesifik. Di antara kedua sistem imun ini, terjadi kerja sama yang erat, yang satu tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya. Kedua tipe sistem pertahanan spesifik dicetuskan oleh antigen. Setiap toksin atau setiap macam organisme hampir selalu mengandung satu atau lebih senyawa kimia spesifik yang membuatnya berbeda dengan seluruh senyawa lainnya. Pada umumnya, toksin atau organisme tersebut adalah protein atau polisakarida besar, senyawa ini yang membentuk sistem pertahanan spesifik. Bahan-bahan ini disebut antigen. Antigen yang paling umum adalah protein yang mengandung substansi dari organisme lain, seperti toksin yang dihasilkan oleh bakteri atau lapisan protein virus (Guyton & Hall, 1997: 556). Secara umum mekanisme pertahanan tubuh dapat anda lihat pada tabel  berikut:


Tabel . Mekanisme Pertahanan Tubuh


 
 
 
 
 
 
 
Sistem Pertahanan Nonspesifik (Alamiah)
 
Sistem imun nonspesifik merupakan sistem imun yang tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir. Sistem ini merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai antigen yang masuk ke tubuh. Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi tubuh terhadap banyak patogen potensial. Mekanisme fisiologi imunitas nonspesifik berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroba masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkan mikroba tersebut. Sistem imun nonspesifik meliputi pertahanan fisik atau mekanik, pertahanan biokimia, pertahanan humoral, dan pertahanan seluler. 

1.    Pertahanan Fisik. Menurut Miller & Levine (1993: 970), kulit dan membran mukosa yang melapisi saluran pernapasan, pencernaan dan genitouriner (kelamin dan ekskresi urine) merupakan pertahanan terdepan terhadap infeksi dalam pertahanan fisik. Selain itu, pada trakea, sel-sel epitel bersilia dapat menyapu mukus dengan mikroba yang terjerat di dalamnya, sehingga mencegah mikroba memasuki paru-paru.

2.    Pertahanan Kimiawi. Selain peranannya sebagai rintangan fisik, kulit dan membran mukosa juga menghadapi patogen dengan pertahanan kimiawi.  Pada manusia, misalnya, sekresi dari kelenjar minyak dan keringat akan membuat pH kulit menjadi asam (sekitar pH 3-5) sehingga dapat mencegah kolonisasi banyak mikroba. Kolonisasi mikroba juga dihambat oleh ativitas pencucian yang dilakukan oleh air liur (saliva), air mata dan sekresi mukosa yang secara terus-menerus membasahi permukaan epitelium yang terpapar (Campbell, 2000: 74). Selain itu mampu melindungi tubuh terhadap bakteri gram positif dengan cara menghancurkan dinding selnya. Berbagai bahan yang disekresikan getah lambung, usus dan empedu mampu menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak mikroorganisme.

3.    Pertahanan Seluler. Mikroba yang menembus garis pertahanan pertama seperti mikroba yang masuk lewat luka di kulit, akan menghadapi garis pertahanan kedua. Garis pertahanan ini sangat tergantung pada proses fagositosis, yaitu proses penelanan mikroba yang menyerang tubuh oleh jenis sel leukosit tertentu. Sel-sel fagositik terdiri atas neutrofil, monosit, dan eosinofil. Selain sel-sel fagositik, pertahanan nonspesifik pada garis pertahanan kedua juga meliputi sel pembuluh alami. Sel-sel ini termasuk golongan limfosit dengan granula besar dan banyak mengandung sitoplasma.  Jumlahnya sekitar 5-15% dari limfosit dalam sirkulasi dan sekitar 45% dari limfosit di dalam jaringan. Fungsi utamanya adalah merusak sel tubuh yang diserang virus dan sel tumor. Sel mast sangat berperan dalam reaksi alergi dan imunitas terhadap parasit dalam usus dan invasi bakteri.

4.    Pertahanan Humoral. Pertahanan humoral adalah pertahanan tubuh oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam sirkulasi darah. Bahan-bahan tersebut ada beberapa jenis, di antaranya adalah komplemen, interferon, CRP, dan kolektin

0 komentar