Seperti yang
kita ketahui mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari mikroba dengan teknik
kultur murni. Untuk mendapatkan kultur murni ini ada beberapa langkah yang
harus ditempuh. Yang menjadi prinsip adalah bahwa setiap hal yang dilakukan
harus berdasar pada prinsip aseptik dan sterilisasi.
teknik aseptik |
1.
Teknik
Aseptik
Bergelut dengan dunia mikro tidak bisa sembrono
dalam bertindak, segala hal yang dilakukan harus selalu berdasar pada teknik
aseptik. Teknik aseptik ialah menghindarkan diri dari segala mikroorganisme.
Misalkan saja setiap kali bekerja di laboratorium kita mencuci tangan,
menggunakan masker, dan tidak membawa makanan di dalam lab. Kadang hal-hal
sekecil ini sering diabaikan ketika bekerja, sehingga hasil yang diperoleh
tidak maksimal karena biakan terkontaminasi.Menurut Bernadetta & Anna (2008:1-2)
“Teknik aseptik adalah usaha menghindarkan setiap kontak antara kultur murni (pure culture),
medium steril dan semua wadah steril serta permukaan meja kerja dengan
mikrorganisme kontaminan/ kompetitor (mikroorganisme yang tidak diinginkan).
Teknik aseptik dibutuhkan misalnya pada saat melakukan kultivasi mikroorganisme
dan pemindahan (transfer) kultur murni dari satu tabung reaksi ke tabung reaksi
lain.”
Hal-hal
teknis terkait dengan teknik aseptik perlu diperhatikan misalkan saja saat akan
menginokulasikan mikroba. Perhatikan gambar di bawah ini:
Keterangan gambar :
A. Sterilisasi loop dengan memanaskan
dalam api.
B. Pada saat
memegang loop, melepas tutup seperti yang ditunjukkan melalui gambar.
C. Melewatkan mulut tabung pada api
sebelum memasukkan inokulum
1.
Sterilisasi
Selain teknik aseptik yang perlu diperhatikan adalah
sterilisasi baik alat dan bahan. Sterilisasi merupakan proses penghilangan
semua mikroorganisme pada alat dan bahan. Beberapa metode sterilisasi meliputi :
a.
Sterilisasi
fisikawi
1) Sterilisasi
panas
Sterilisasi menggunakan panas bisa berupa panas
kering maupun panas basah. Panas basah mampu membunuh mikroba karena mampu
mendenaturasi protein terutama enzim dan membran sel. Sementara itu panas
kering membunuh mikroba terutama karena mengoksidasi komponen-komponen sel. Teknik
sterilisasi dengan panas kering meliputi :
a) Pemijaran
dengan ose
Peralatan yang dapat
disterilisasi dengan teknik ini ialah peralatan yang terbuat dari logam dan
kaca.
b) Pemanasan
dengan oven
Sterilisasi dengan
teknik ini lebih lama karena panas lebih susah karena energi panas lebih susah
untuk menetrasi bahan-bahan yang akan disterilkan. Peralatan yang dapat
disterilkan dengan teknik ini meliputi : pipet, cawan petri dsb.
Sementara itu teknik sterilisasi dengan
panas basah meliputi :
a) Pendidihan
air
Teknik ini dapat
mendenaturasikan protein mikroba, namun tidak semua mikroba bisa dibinasakan
dengan metode ini, contohnya virus hepatitis.
b) Autoklaf
Kelebihan autoklaf
dibanding alat pensteril lain adalah pemanasan berlangsung cepat dan menghasilkan
kelembapan yang tinggi sehingga protein mikroba terkoagulasi.
c) Sterlisasi
fraksi
Metode ini mendidihkan
medium selama beberapa menit pada suhu 100 oC dengan menggunakan uap
selama 3 hari berturut turut.
d) Pasteurisasi
e) Sterilisasi
dengan minyak panas
Cara ini dilakukan
dengan menggunakan minyak panas pada suhu 160 oC dan waktu yang
digunakan 1 jam. Setelah pemanasan peralatan dibilas untuk menghilangkan lemak
dan minyak yang menempel.
2) Sterilisasi
dengan pembekuan
Suhu rendah dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dengan menginaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam
metabolisme mikroba tersebut.
3) Sterilisasi
dengan pengeringan
Merupakan proses
sterilisasi dengan menghilangkan air dari mikroorganisme
4) Liofilisasi
Merupakan proses sterilisasi dengan
memberi perlakuan dehidrasi yang ekstrim dalam keadaan beku dan ditutup rapat dalam
keadaan vakum.
5) Radiasi
a) Sterilisasi
dengan ultra violet
Sinar ini letal
terhadap mikroorganisme, karena diserap oleh asam nukleat sel sehingga
mengakibatkan ikatan silaang antara molekul DNA yang bersebelahan.
b) Sterilisasi
dengan sinar X
Sinar X merubah
komponen struktur sel dan kimia sel dengan mendorong elektron pada sel mikroba
keluar.
c) Sterilisasi
dengan sinar gamma
Hampir mirip dengan
sinar X hanya gelombangnya pendek dan bersifat letal terhadap segala bentuk
kehidupan.
d) Sterilisasi
dengan sinar katode
Radiasi dengan sinar
ini mempunyai daya tembus yang terbatas, namun sterilisasi dapat dilakukan
dalam waktu singkat (Lud Waluyo, 2008 : 80)
6) Penyaringan
Pada teknik ini bakteri
tidak mati sewaktu filtrasi tetapi secara fisik akan terpisah dengan yang
lainnya. Jenis filter yang dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dan benda
yang akan disaring.
b.
Sterilisasi
kimiawi
a) Antiseptik
Merupakan zat kimia yang berfungsi
melawan pertumbuhan organisme yang dipakai pada jaringan hidup.
b) Disenfektan
Merupakan zat kimia yang
dipakai membunuh organisme patogen yang dilakukan terhadap benda mati.
DAFTAR PUSTAKA
Bernadetta Octavia & Anna
Rakhmawati. 2008. Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi.Yogyakarta : FMIPA UNY
Cappuccino &Sherman. 2011. Microbiology a laboratory manual : San
Fransisco : Pearson
Johnson & Case. 2007. Laboratory Experiments in Microbiology.
San Fransisco : Pearson Education
Lud
Waluyo. 2008. Teknik & Metode dasar
dalam Mikrobiologi . Malang: UMM
Madigan, Michael T., John M Martinko,
David A Stahl, dan David P. Clark. 2012. Brock
Biology of Microorganisms. San Fransisco: Benjamin Cummings
Michael J.Pelczar dan E.C.S Chan.
2010. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta:
UI Press
Prescott,
et.al . 2005. Microbiology, Sixth Edition. New York: McGraww-Hill
Sylvia Pratiwi.2008. Mikrobiologi Farmasi.2008. Jakarta: Erlangga
Talaro, Kathleen Park. 2008. Foundations in Microbiology : Basic
Principles, seventh Edition. New York: McGraww-Hill
Wistreich, george. 2007. Microbiology Perspectives : A photographic
survey of the microbial world.USA: Pearson Prentice Hall
0 komentar