Mikroskop sebagai Alat Bantu Mengamati Mikroba



Apa yang menjadi bayangan teman-teman ZONABIOKITA ketika mendengar kata mikroba? Apakah itu sesuatu yang kecil dan tak terlihat? ataukah bakteri, virus dan fungi? Mendengar mikroba pertama kali, frame kita langsung menuju pada sesuatu yang kecil. Seberapa kecilkah mikroba sehingga kita mengatakan itu kecil? 
Koloni bakteri

Menurut Pelczar dan Chan (2010:41) ukuran mikroba bermacam-macam menurut organismenya. Seperti yang telah kita ketahui bahwa mikroba terdiri dari bakteri,virus, fungi, protozoa dan algae.  Bakteri memiliki ukuran 0,5-1 µm, sementara itu virus berukuran sekitar 10 nm-1µm. Ukuran yang demikian itulah yang menyebabkan kita tidak bisa menjangkaunya. Karena menurut Wistreich (2007: 8) ukuran terkecil yang bisa dilihat oleh mata sekitar 1 mm – 0,5 mm atau sekitar 1000 µm- 500 µm. Walaupun demikian tidak semua mikroba tidak mampu dilihat mata. Beberapa mikroba mampu diamati dengan mata telanjang karena ukurannya lebih dari 500 µm.
Sekarang kita tahu bahwa untuk mengamati mikroba memerlukan alat bantu yang kita kenal dengan mikroskop. Tentu bukan hal yang asing mendengar kata mikroskop, peralatan ini sudah familiar bagi kita. Perkembangan ilmu mikrobiologi tidak lepas dari perkembangan mikroskop. Selepas Antony Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop yang sederhana, semenjak itulah perkembangan ilmu mikrobiologi terus menanjak. Mikroskop dan mikrobiologi itu seperti hand in hand begitulah pernyataan Madigan (2012:25)dalam bukunya. Mikroskop merupakan alat utama bagi orang-orang mikrobiologi. Mereka mempelajari dunia mikroba dengan beberapa jenis mikroskop yang berbeda. Dengan menggunakan mikroskop diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme yang tidak tampak bila dilihat dengan mata telanjang. 

      Berdasarkan jenisnya terdiri dari beberapa macam diantaranya mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang sering kita temui di sekolah. Menurut Pelczhar dan Chan (2010 :69) mikroskop cahaya dan elektron berbeda pada prinsip yang mendasari perbesaran. Pada mikroskop cahaya perbesaran dengan menggunakan lensa optis, sedangkan pada mikroskop elektron menggunakan berkas elektron sebagai pengganti cahaya untuk memperoleh bayangan yang diperbesar. 

      Namun pada dasarnya prinsip mikroskop ialah magnifikasi (perbesaran)  dan resolusi. Magnifikasi berhubungan dengan kemampuan untuk membuat obyek tampak lebih besar sementara itu resolusi terkait dengan kemampuan mikroskop untuk menunjukkan lebih detail. (Talaro, 2009: 71)Magnifikasi pada kebanyakan mikroskop terbentuk karena interaksi gelombang cahaya tampak dengan kelengkungan lensa.

Magnifikasi pada mikroskop terjadi pada dua fase, yaitu pada lensa pertama lensa obyektif yang berhubungan dengan spesimen, dan yang kedua lensa okuler yang berdekatan dengan mata. Pada mikroskop medan-terang, lensa obyektif berjumlah 3 yakni lensa 16 mm (10kali), 4mm(40 kali), 1,8 mm (100 kali). Pada perbesaran 100x lensa obyektif diperlukan minyak imersi untuk memungkinkan lebih banyak cahaya memasuki obyektif. Berikut ini adalah gambar daripengaruh minyak immersi pada pengamatan mikroskopik.
 




Sementara itu resolusi merupakan kemampuan sistem optik untuk membedakan atau memisahkan dua obyek atau titik yang berdekatan satu sama lain. Menurut Lud Waluyo (2008: 96) bila lensa didekatkan pada suatu benda, maka dua titik yang terpisah pada benda itu sesungguhnya membentuk dua bayangan tetapi tampak sebagai satu titik saja akibat difraksi (difraksi terjadi karena lensa mempunyai tingkap atau aperture yang terbatas). Resolusi pada mikroskop tergantung dari numerical aperture (NA) dari lensa obyektif dan kondensor. (Prescott dkk , 2005: 21). Berikut ini adalah perbandingan beberapa tipe mikroskop menurut Talaro (2009:74):
Tabel 1. Perbandingan beberapa tipe mikroskop
Mikroskop
Perbesaran maksimum
Resolusi
Keterangan
Sumber penerangan dari cahaya tampak
Bright-field
2.000 x
0.2 µm
Specimen tampak lebih gelap dibanding background. Bakteri biasanya diwarnai dan menampakkan warna zat pewarnanya.
Dark-field
2.000 x
0.2 µm
Specimen lebih terang dibanding background. Bakteri biasanya tidak diwarnai.
Phase-contrast
2.000 x
0.2 µm
Spesimen terlihat kontras dengan background, dapat digunakan untuk mengamati internal sel
Differential interference
2.000 x

0.2 µm
Warna specimen terang, kontras tinggi dan tiga dimensi, spesimen tidak dicat.
Sumber penerangan dari sinar ultraviolet
Fluorescent
2.000 x
0.2 µm
Specimen dicat dengan fluorescent
Confocal
2.000 x
0.2 µm
Specimen dicat dengan fluorescent, gambar yang terbentuk tiga dimensi
Berkas elektron membentuk citra spesimen
Transmision elektron microscope (TEM)
100.000x
0.5 nm
Spesimen bisa terlihat dengan perbesaran yang tingi, struktur sel dan virus nampak, hanya untuk bahan yang diawetkan
Scanning electron microscope (SEM)
650.000x
10 nm
Menghasilkan gambar 3 dimensi, dilapisi oleh emas
Atomically sharp tip probes surfaces of specimen
Atomic force microscope (AFM)
100.000.000x
0.01 angstrom
Living specimen, tiga dimensi, hampir sama dengan SEM

0 komentar