Sashimi, Makanan Jepang yang Berpotensi Menginfeksikan Cacing Pita


 (sumber: http://online.thatsmags.com)[/caption]

Anda pecinta makanan khas Jepang? Sebaiknya Anda lebih hati-hati memilih menu masakan dari negeri Sakura tersebut. Pasalnya, salah satu warga Tiongkok mengeluh kepada dokter ihwal rasa sakit yang teramat sangat di bagian perutnya dan gatal-gatal. Setelah diteliti secara saksama melalui pemindaian, ternyata ratusan cacing pita "bersarang" di tubuh orang Tiongkok tersebut.

Seperti diberitakan Dailymail, warga Tiongkok yang tak disebutkan namanya tersebut di Rumah Sakit Rakyat Guangzhou No. 8 di Guangdong, provinsi timur Tiongkok. Menurut dokter di rumah sakit tersebut, warga Tiongkok yang satu ini diduga telah memakan ikan mentah yang terkontaminasi.

Dr Yin, salah satu tim medis  dari Rumah Sakit Guangzhou juga menyatakan jika makanan yang terkontaminasi  telur cacing pita dapat mengakibatkan  cysticercosis. Cysticercosis merupakan kondisi ketika cacing dewasa masuk ke aliran darah seseorang. Pernyataan tersebut dimuat dalam website online.that'smags.com.

Fakta yang mengejutkan, warga Tiongkok yang sangat menderita tersebut memang penggemar sashimi. Makanan khas Jepang yang berupa potongan ikan mentah segar.

Berdasarkan sejumlah riset, infeksi cacing pita seperti yang dialami warga Tiongkok tersebut dapat diakibatkan oleh orang yang memakan larva diphyllobothrium. Larva tersebut biasa ditemui di tubuh ikan air tawar seperti salmon. Walaupun ikan tersebut telah diasinkan atau diasap. Selain itu, memakan ikan mentah dapat mengakibatkan berbagai infeksi parasit.

Selain di Tiongkok, ternyata kasus infeksi cacing pita meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Di negara maju dan berkembang, peningkatan penyakit ini diduga akibat semakin populernya makanan-makanan Jepang berbahan baku ikan atau daging yang disajikan tanpa dimasak hingga matang. Pendapat tersebut dipublikasikan dalam jurnal Canadian Family Physician.

"Makin meluasnya popularitas makanan Jepang, sushi dan sashimi, berkontribusi pada hal tersebut," ungkap salah satu penulis jurnal Canadian Family Physician seperti yang dirilis Daily Mail.

0 komentar