Struktur Fungsi Akar Tanaman


Akar menambatkan tumbuhan di tanah, menyerap mineral dan air, menghantarkan air dan dan nutrien, serta menyimpan makanan.Struktur akar telah diadaptasikan dengan baik sesuai fungsinya (Campbell, Neil A., dkk, 2000: 296). Seperti pada batang, amaka pada akarpun dibedakan menjadi tiga bagian pokok yaitu epidermis, korteks dan stele.  

struktur akar
Struktur anatomi akar lebih sederhana daripada batang dan biasanya lebih seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam tanah daripada variasi lingkungan udara. Secara umum, akar memiliki karakteristik yaitu tidak memiliki klorofil, pertumbuhan akar cenderung ke bawah atau ke samping daripada ke atas, akar bercabang, dan berasal dari struktur endogenik, tidak memiliki daun-daun dan tunas, memiliki tudung akar pada ujungnya, posisi xilem dan floem berada pada radii yang berbeda, dan memiliki rambut akar pada daerah dekat apeks akar. 
perbandingan akar tanaman monokotil dan dikotil

penampang melintang akar dikotil


1.      Karakteristik Anatomi Akar
a)      Tudung akar terdiri atas sel-sel parenkim dalam beragam tahaf diferensiasi. Fungsi tudung akar untuk melindungi akar.
b)      Epidermis
Jaringan epidermis akar merupakan lapisan yang hanya terdiri dari satu lapisan sel. Keadaan sel-sel yang menyusun epidermis akar sangat rapat, tetapi karena dinding sel epidermisnya tipis, akar mudah ditembus oleh air. Air dan garam-garam mineral yang terlarut di dalamnya masuk pertama kali melalui rambut-rambut akar, bagian di antara epidermis akar, atau melalui dinding sel epidermis akar itu sendiri. Rambut akar merupakan hasil dari penonjolan epidermis yang arahnya ke luar. Dengan adanya rambut-rambut akar ini maka permukaan dinding sel akan semakin bertambah luas, sehingga proses penyerapan air akan lebih efisien. Jaringan epidermis pada akar tumbuhan tidak mengandung kutikula. Pada tanaman anggrek terdapat akar yang disebut akar gantung (akar udara). Akar udara ini dapat berkembang menjadi velamen, yaitu jaringan yang hanya terdiri atas beberapa lapis sel. 

c)      Korteks
Korteks adalah bagian dalam akar yang tersusun oleh berbagai sel yang membentuk beberapa lapisan. Pada korteks ini terdapat jaringan parenkim, kolenkim, dan sklerenkim. Korteks tersusun oleh sel-sel yang susunannya longgar, yang menghasilkan ruang di antara sel-selnya disebut rongga antarsel. Rongga antarsel bermanfaat untuk proses pertukaran gas. Dinding-dinding sel pembentuk korteks keadaannya tipis, hal ini memberikan kelancaran pada proses pertukaran gas. Di samping itu, di dalam sel korteks kadang-kadang terdapat butir-butir zat tepung. Lapisan terluar akar di bawah epidermis ada yang mengalami diferensiasi menjadi eksodermis, dengan sel-sel yang mengalami suberisasi. Lapisan terdalam terdiferensiasi menjadi endodermis.

d)      Endodermis
Endodermis merupakan bagian dari jaringan akar yang terdiri atas satu lapisan sel. Pada arah radial dan transversal lapisan dinding sel endodermis terdapat penebalan yang dihasilkan dari endapan zat yang disebut suberin. Zat suberin (gabus) memiliki sifat kedap air (tidak dapat ditembus). Penebalan pada dinding sel jaringan endodermis tampak berupa titik-titik yang disebut titik caspary. Deretan titik caspary selanjutnya membentuk pita caspary. Penebalan oleh lapisan gabus menyebabkan dinding selnya sukar untuk dilalui air, sedangkan air harus melalui lapisan endodermis agar mencapai silinder pusat. Oleh karena itu, air mengambil jalan lain, yaitu melalui lapisan endodermis yang dindingnya tidak mengalami penebalan. Sel-sel endodermis yang dinding selnya tidak mengalami penebalan ini disebut sel penerus. Dengan adanya sel penerus, air dapat mencapai silinder pusat tanpa harus mengalami hambatan lain. Dilihat dari letaknya, endodermis memiliki peranan untuk lewatnya air yang mengandung unsur hara dari korteks menuju silinder pusat. Oleh karena itu, endodermis memiliki bentuk dan susunan sel yang khas.

e)      Perisikel
Perisikel pada umumnya hanya selapis sel-sel parenkimatous di sebelah dalam endodermis pada bagian perifer berkas vaskuler. Perisikel menjadi jaringan meristematik, yang berarti sel kecil, padat yang bisa membagi untuk membuat jaringan baru. Sel-sel baru menjadi cabang akar, kadang-kadang disebut akar lateral. Akar cabang ini meningkatkan air dan nutrisi yang diambil oleh tanaman dan menambahkan stabilitas struktur tanaman. Dalam tanaman yang menunjukkan pertumbuhan sekunder, Perisikel juga dapat menghasilkan kambium vaskular dan kambium gabus. Kambium berkembang menjadi sistem vaskular sekunder, yang dikenal sebagai xilem dan floem, sementara kambium gabus memiliki lapisan lilin yang melapisi tanaman terhadap zat berbahaya dari luar dan mencegah kehilangan air dari dalam. Perisikel memiliki kapasitas meristematis, sering disebut perikambium.

f)       Berkas Vaskuler
Silinder pusat terbentuk oleh berkas-berkas pengangkut dan beberapa jaringan lain. Berkas pengangkut yang membentuk silinder pusat, yaitu xilem, floem, dan perisikel. Letak xilem dan floem pada silinder pusat tumbuhan monokotil berselingan tersusun secara teratur sehingga membentuk jari-jari atau radial (berbentuk lingkaran). Pada tumbuhan dikotil, xilemnya terletak di pusat akar dan floemnya mengelilingi xilem. Oleh karena itulah, lapisan ini disebut silinder pusat. Pada tumbuhan dikotil, di antara xilem dan floemnya terdapat lapisan kambium. Fungsi lapisan kambium ke arah luar yaitu untuk membentuk bagian kulit, sedangkan ke arah dalam untuk membentuk bagian kayu. Selain ke empat lapisan akar di atas, pada lapisan terluar dari akar, yaitu di lapisan terluar silinder pusat, juga terdapat perisikel atau perikambium. Perisikel ini merupakan jaringan khusus yang berfungsi untuk membentuk percabangan pada akar.

0 komentar