Protozoa sebagai Protista Eukaria



Protozoa merupakan organisme mikroskopis dengan beragam morfologi yang dimiliki. Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata “proto” yang berarti “pertama”, dan “zoon” yang berarti “binatang”. Protozoa merupakan protista eukariotik sel tunggal yang memiliki kemampuan untuk beralih tempat dari setiap tingkatan dalam daur hidupnya. Secara umum protozoa tidak dilengkapi dengan dinding sel dan dapat hidup berkoloni ataupun dalam bentuk kumpulan sel secara sendiri-sendiri (Sumarsih, 2003: 218). Protozoa merupakan jenis organisme yang memiliki penyebaran luas di bumi dengan keragaman filogeninya yang luar biasa.

Protozoa: Euglena sp.
Protozoa merupakan organisme sederhana bagian dari keanekaragaman protista eukariotik. Pada mulanya di tahun 1866, kerajaan protista terdiri dari organisme yang berupa bakteri dan semua mikroorganisme di luar hewan dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. Tahun 1969 kerajaan protista meliputi seluruh organisme eukariotik uniselular. Namun kemudian, para ahli memetakan kembali dasar-dasar sistem filogeni dengan menghapus kerajaan protista dan memetakannya ke dalam beberapa kerajaan lainnya berdasarkan pertimbangan molekuler, serta data-data dari sisi evolusinya. Saat ini, kelompok protista meliputi beragam organisme eukariotik terutama yang memiliki habitat di lingkungan akuatik dengan beragam bentuk, cara reproduksi, nutrisi, dan pola hidup yang berbeda-beda (Solomon, 2008: 540). Meski demikian, dengan kompleksitas dan ciri-ciri yang sulit dicermati dari setiap anggotanya, menjadikan batas-batas hubungan antar protista masih belum dapat dipastikan secara jelas.

Struktur sel dari protozoa yang merupakan bagian dari domain eukaria berbeda dengan struktur sel pada prokariot yang meliputi domain bacteria dan archaea. Sel eukaria dilengkapi dengan inti sel (nukleus) dan diselubungi oleh membran inti. Selain itu, sel eukariotik juga dilengkapi dengan organel-organel sel yang kompleks, seperti mitokondria, plastida dan molekul-molekul DNA yang terkandung dalam kromosom. Secara umum, karakteristik yang dimiliki sel eukariotik secara otomatis menjadi ciri yang dimiliki oleh protozoa.

Sistem filogeni makhluk hidup mengalami perkembangan dari masa ke masa terkait dengan penemuan-penemuan baru yang kian mutakhir. Hal ini mengakibatkan sistem klasifikasi yang telah terbentuk sebelumnya dianggap usang dan “kuno” sehingga tidak dianggap memiliki kebenaran yang empiris. Hingga kini telah dikenal setidaknya tiga sistem klasifikasi yang pernah ada, yaitu sistem klasifikasi 5 kingdom (Robert Whittaker) pada tahun 1969, sistem klasifikasi 8 kingdom, dan sistem domain. Pada sistem klasifikasi 5 kingdom memetakan makhluk hidup menjadi 5 kingdom (kerajaan) yaitu: Animalia, Plantae, Fungi, Protista dan Monera. Kingdom protista dalam sistem ini meliputi seluruh organisme uniseluler termasuk bacteria (archaebacteria dan eubacteria) dan organisme eukariotik uniseluler selain tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sistem klasifikasi 8 kingdom membagi kingdom protista menjadi 3 kingdom lainnya, yaitu kingdom Arkhaeozoa, Protista (Protozoa), dan Chromista. Sedangkan kingdom monera diuraikan menjadi kingdom bacteria (berasal dari eubcateria) dan archae (berasal dari archaebacteria). 
Tabel Penjabaran Kingdom dalam Sistem Klasifikasi 8 Kingdom

Dalam sistem domain, kelompok protista/ protozoa diuraikan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan perbedaan yang muncul. Perbedaan mencolok pada kingdom protista menunjukkan bahwa telah terjadi perkembangan evolusi sehingga terbentuk keanekaragaman protista yang lebih spesifik. 

Pada sistem domain, kingdom protista (protozoa) diuraikan lagi menjadi beberapa “calon kingdom”, yaitu: kelompok Euglenozoa, kelompok Arkhaeozoa, kelompok Alveolata, kelompok Stramenopila, dan kelompok Rhodophyta (Alga merah). Kelompok Alveolata menyatukan beberapa protista dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Fotosintetik, misalnya Dinoflagelata yang berperan sebagai fitoplankton di ekosistem lautan.
2.      Apikompleksa, merupakan parasit penyebab penyakit pada manusia dan hewan.
3.      Ciliata (Ciliophora), dicirikan dengan adanya silia untuk alat pergerakan. Umumnya hidup soliter di perairan tawar.
4.        Rhizopoda (Amoeba)
Kelompok ini pada umumnya uniselular dan bergerak dengan menggunakan pseudopodia (pseudo= semu,podos= kaki).
5.       Aktinopoda
Kelompok ini memiliki struktur alat gerak mirip sepertiAmoeba dengan pseudopodia yang muncul dari permukaan sel. Struktur “kaki” sebagai alat gerak seperti “berkas” dan disebut aksopodia.
6.       Foraminifera
Foraminifera berasal dari kata “foramen” yang berarti “lubang kecil” dan “ferre” yang berarti “mengandung”. Foraminifera dilengkapi dengan shell di bagian luar dari pelikelnya yang berfungsi sebagai pelindung dan terbuat dari kalsium karbonat.
7.      Jamur lendir, dinamakan demikian karena memiliki kemampuan untuk memproduksi lendir, dan memiliki struktur mirip seperti fungi.

Sedangkan calon kingdom Stramenopila terdiri dari beberapa kelompok, yaitu:Diatomae, Chrysophyta, Jamur Air (Oomycota), dan Alga Coklat (Phaeophyta) (Sudargo, 2013: 21). 

Proses evolusi dari organisme prokariotik yang bersimbion menjadi organisme eukariotik menyebabkan sistem filogeni terus mengalami pemetaan dan penguraian meskipun batas-batas hubungan belum dapat dipastikan secara jelas. Protista eukariot mengalami evolusi akibat adanya asosiasi simbiotik antara dua atau lebih organisme prokariotik (Kimball, 1983: 856).Teori inididasarkan pada struktur dan komponen dari kloroplas maupun mitokondria eukariotik yang diduga merupakan hasil evolusi dari bakteri prokariot yang bergabung secara endosimbiotik. Dugaan ini diperkuat dengan fakta bahwa mitokondria maupun kloroplas eukariotik memiliki genom yang terdiri atas molekul DNA sirkuler, RNA, dan ribosom. Ribosom kloroplas maupun mitokondria mirip dengan ribosom yang dimiliki prokariot. Mitokondria sel eukariotik dahulunya merupakan bakteri aerobik yang bersimbiosis dengan inangnya. 

Campbell, et al. 2003. Biologi, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Fransisca Sudargo. 2013. Evolusi Prokariot, Protista dan Tumbuhan. Bogor: Universitas Pendidikan Indonesia.

John W. Kimball. 1983. Biologi, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Madigan, et al. 2012.  Biology of Microorganisms. San Fransisco: Pearson Education, Benjamin Cummings.

Sri Sumarsih. 2003. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Jurusan IlmuTanah Fakultas Pertanian UPN Veteran Yogyakarta.

Solomon, B. M., et al. 2008. Biology, Eight Edition. United States of America: Thomson Brooks Corporation.


0 komentar