Hutan Wanagama, Laboratorium Konservasi Lahan Tandus

 

Hutan Wanagama terletak di Kecamatan Playen dan Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Hutan Wanagama merupakan hutan buatan yang dibuat oleh fakultas kehutanan, Universitas Gadjah Mada. Tujuan dibuat hutan tersebut adalah sebagai penghijauan karena lahan yang tandus. Pada awal pembangunannya, Wanagama merupakan bukit gundul yang tandus dan kering. Kehidupan di lokasi ini dimulai ketika tim dari Fakultas Kehutanan UGM melakukan penghijauan dengan teori pembelukaran. Mereka menanam sebanyak mungkin jenis tanaman pionir yang mampu memperbaiki kondisi tanah, tata air, dan iklim mikro.

 

hutan wanagama

Tanaman pionir yang ditanam di Wanagama didominasi oleh jenis legume karena tanaman ini memiliki kemampuan mengikat nitrogen di udara sehingga sanggup menyuburkan tanah. Kesuburan tanah juga didongkrak dari tumpukan biomassa humus yang berasal dari pembusukan daun. Hasil dari teori pembelukaran ini baru bisa dinikmati setelah kurun waktu 10-15 tahun.

 

P5031340

 

Hutan Wanagama awalnya digunakan sebagai tempat praktik dan eksperimen mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM untuk menemukan cara terbaik mengonservasi hutan Indonesia dan membangun tanah kritis. Kini, hutan konservasi ini menyimpan ribuan flora dan berbagai macam fauna di dalamnya. Vegetasi yang ada di hutan ini, terdiri antara lain oleh pohon eboni dari Sulawesi, pohon cendana, pohon akasia, sampai pohon murbei. Sedangkan Fauna yang tersimpan di hutan ini berupa unggas, kera, burung, dan berbagai macam reptil.

 

Di hutan ini juga terdapat peternakan ulat sutera di sebelah kiri jalan, yang terdapat didalam suatu bangunan berisi ratusan ulat sutera dengan kapas putih yang menyelimutinya. Wahana hutan lindung wanagama ini terdapat pula labratorium pembelajaran mengenai vegetasi dan pohon-pohonan, yang ditujukan untuk pengenalan lebih jauh tentang reboisasi, perhutanan dan pepohonan, dengan disediakannya hutan pendidikan wanagama I dengan luas 80 hektar yang dikelola oleh Fakultas kehutanan UGM.

 

P5031295

 

Luas kawasan Hutan Wanagama yang mencapai 600 hektar memiliki manfaat besar bagi masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya untuk banyak kepentingan, seperti kepentingan ekonomi masyarakat, jasa lingkungan sebagai paru–paru kota, sebagai media pembelajaran alamiah, serta oleh pemerintah daerah sebagai salah satu aset wisata alam bagi daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mengingat banyaknya manfaat yang dapat diperoleh lewat kehadiran kawasan Hutan wanagama ini, maka upaya untuk mempertahankan fungsi dan peran kawasan ini harus terus dilakukan (Irwanto, 2006).

 

Menurut Kimmins (1987), hutan yang sehat terbentuk apabila faktor-faktor biotik dan abiotik dalam hutan tersebut tidak menjadi faktor pembatas dalam pencapaian tujuan pengelolaan hutan saat ini maupun masa akan datang. Kondisi hutan sehat ditandai oleh adanya pohon-pohon yang tumbuh subur dan produktif, akumulasi biomasa dan siklus hara cepat, tidak terjadi kerusakan signifikan oleh organisme pengganggu tumbuhan, serta membentuk ekosistem yang khas.

 

P5031321

 

Ekosistem hutan yang sehat terbentuk setelah hutan mencapai tingkat perkembangan klimaks, yang ditandai oleh tajuk berlapis, pohon-pohon penyusun terdiri atas berbagai tingkat umur, didominasi oleh pohon-pohon besar, serta adanya rimpang yang terbentuk karena matinya pohon. Ekosistem hutan yang sehat tercapai bila tempat tumbuhnya dapat mendukung ekosistem untuk memperbaharui dirinya sendiri secara alami, mempertahankan diversitas penutupan vegetasi, menjamin stabilitas habitat untuk flora dan fauna, serta terbentuknya hubungan fungsional di antara komunitas tumbuhan, hewan dan lingkungan (Widyastuti, 2004).

 

Sumber :

  • http://perikananummks.blogspot.com/2012/06/indeks-keaneka-ragaman-dan-dominansi html
  • https //www ugm.ac.id/id/p2m/3533-laboratorium.kehutanan 
  • http //yogyakarta.panduanwisata.id/hiburan/wanagama-hutan-lindung-tempat-berteduh-pangeran-charles-saat-berkunujung-ke-indonesia/

0 komentar