Edward Jenner: Bapak Vaksinasi “Cacar Sapi”

Edward Jenner dilahirkan tahun 17 Mei 1749, di kota kecil Berkeley di Cloucestershire, Inggris. Jenner dilahirkan pada saat pola praktek medis dan pendidikan akademik medis di Inggris mengalami perubahan bertahap . Secara gradual pembagian antara oxford- atau dokter cambridge terlatih dan apothecaries atau ahli bedah - yang jauh lebih berpendidikan dan yang memperoleh pengetahuan medis mereka melalui magang bukan melalui akademis kerja, menjadi kurang tegas. Bekerja di rumah sakit waktu itu menjadi lebih penting daripada hanya mendapat gelar akademis saja.

 

clip_image002[4]

Jenner terlahir sebagai anak ke delapan dari Sembilan bersaudara. Ayahnya Stephen Jenner, adalah seorang pendeta. Ia hanya merasakan kasih saying dari ayah hingga usia lima tahun, karena ayahnya meninggal dunia kala itu. Akhirnya ia dibesarkan oleh kakaknya, yang juga seorang pendeta . Edward mulai menyukai ilmu alam ketika ia mulaimasuk sekolah dasar pada usia 13 tahun. Dalam usianya yang masih muda, ia sudah bekerja magang pada Daniel Ludlow, seorang ahli bedah dari Chipping Sodbury, South Gloucestershire. Delapan tahun ia menimba ilmu dari kejadian nyata dan praktik langsung menghadapi pasien di tempat ahli bedah.

 

Ketika usianya menginjak 21 tahun , ia memutuskan untuk pergi ke London dan menjadi murid rumah John Hunter , seorang staff medis Rumah Sakit St George. John Hunter adalah ahli bedah kenamaan di rumah sakit di kota London tersebut. Pekerjaannya ini membuat Jenner semakin terampil dan terlatih sebagai ahli anatomi , ahli biologi , dan seorang eksperimentalis terkenal. Jenner mulai senang mengumpulkan spesimen biologi dan terus membekali diri dengan pengetahuan serta pengalaman dalam bidang fisiologi.

 

Tahun 1792 dia peroleh ijazah dokter dari Universitas St. Andrew. Di usia pertengahan empat puluhan dia sudah jadi dokter yang berbobot dan ahli bedah di Goncestershire.

 

Bersama dengan rekan-rekannya, Jenner membentuk Fleece Medical Society atau Gloucestershire Medical Society. Jenner menyumbangkan makalah tentang Angina pectoris (penyakit jantung iskemia, yang didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam miokardium), ophthalmia, dan penyakit katup jantung. Jenner juga dikenal atas penelitiannya tentang kehidupan burung Cuckoo.

 

 

Sejarah Penemuan Vaksin

Pada 1765, Dr John Fewster menerbitkan makalah di London Medical Society yang berjudul "Cacar sapi dan kemampuannya untuk mencegah cacar", tetapi ia tidak melakukan penelitian lebih lanjut.
clip_image002

Gambar: Ilustrasi pemberian vaksinasi kepada James Phillips oleh Edward Jenner

 

 

Pada tahun 1770, setidaknya lima peneliti di Inggris dan Jerman (Sevel, Jensen, Jesty 1774, Rendell, Plett 1791) berhasil menguji vaksin cacar sapi pada manusia terhadap cacar. Sebagai contoh, seorang petani dari kabupaten Dorset, Benjamin Jesty, berhasil memvaksinasi dan menginduksi kekebalan dengan cacar sapi kepada istri dan kedua anaknya selama epidemi cacar pada tahun 1774. Memang, di jaman tersebut masyarakat umum yang bekerja sebagai pemerah susu sapi percaya bahwa orang yang terkena penyakit "cacar sapi" (semacam penyakit ternak ringan yang bisa menular kepada manusia karena sering memerah susu sapi) tak akan pernah terinfeksi penyakit cacar yang sesungguhnya (pox), mereka kebal.

 

 

Cacar sapi sendiri sebenarnya tidak berbahaya, meskipun gejala-gejalanya mirip dengan cacar biasa. Jenner menyadari, bilamana kepercayaan para petani itu mengandung kebenaran, maka menyuntikkan cacar sapi ke tubuh manusia akan merupakan cara yang aman untuk membuat mereka kebal terhadap cacar. Dia pelajari dengan seksama masalah ini dari publikasi ilmiah para ilmuwan dari London Medical Society tersebut. Akhirnya , hasil perpaduan dari publikasi ilmiah dan pengalamannya, Jenner memutuskan untuk menguji hipotesisnya bahwa prosedur Jesty memiliki peluang keberhasilan tinggi. Menjelang tahun 1796 Jenner memutuskan untuk mencobanya secara langsung kepada manusia.

 

Di bulan Mei 1796 Jenner menyuntik James Phipps, seorang bocah lelaki berumur delapan tahun dengan sesuatu yang diambil dari bintil penyakit cacar sapi yang ada di tangan seorang pemerah susu. Sebagaimana memang diharapkan, bocah kecil itu kehinggapan cacar sapi tetapi segera sembuh. Beberapa minggu kemudian, Jenner menyuntikkan Phipps serum cacar. Dan sebagaimana diharapkan pada bocah itu tak tampak tanda-tanda penyakit.

 

Sesudah melakukan penyelidikan bebih mendalam, Jenner memperkenalkan hasil-hasil usahanya lewat sebuah buku tipis berjudul An Inquiry into the Causes and Effects of the Variolae Vaccinae, yang diterbitkannya secara pribadi tahun 1798. Buku itulah yang jadi penyebab diterimanya vaksinasi secara umum dan berkembang luas. Sesudah itu Jenner menulis lima artikel lagi mengenai soal vaksinasi, dan bertahun-tahun dia mengabdikan waktunya menyebarluaskan pengetahuan tentang tekniknya dan kerja keras agar dapat diterima orang.

 

Praktek vaksinasi berkembang cepat di Inggris, kemudian menjadi hal yang diharuskan dalam kalangan Angkatan Darat dan Angkatan Laut Inggris. Dan berbarengan dengan itu diterima pula oleh sebagian besar negeri-negeri di dunia.

 

Jenner dengan cuma-cuma mempersembahkan tekniknya kepada dunia dan tak berusaha sedikit pun peroleh keuntungan uang dari itu. Tetapi, di tahun 1802 parlemen Inggris sebagai tanda terimakasih dan penghargaan menghadiahkannya uang sejumlah 20.000 pond. Maka Jenner pun menjadi orang yang terkenal di Inggris dan Eropa. Ia juga dianugerahi sejumlah medali kehormatan dan penghargaan.
clip_image004

Gambar: Medali Weinstein untuk Edward Jenner

 

Meskipun Jenner tidak menciptakan sendiri gagasan bahwa serangan penyakit "cacar sapi" dapat memberikan kekebalan terhadap cacar, atau dengan kata lain Jenner bukanlah seorang ilmuwan orisinal yang luar biasa, tetapi jasanya memublikasikan hasil eksperimennya pada dunia medis membawa manfaat bagi kemanusiaan. Melalui penyelidikan-penyelidikannya, percobaan-percobaannya, dan tulisan-tulisannya, dia mengedukasi masyarakat awam untuk memikirkan tentang kesehatan. Meskipun teknik Jenner hanya bisa dipakai untuk mencegah satu jenis penyakit, tetapi penyakit cacar memang berbahaya jika tidak ditangani secara serius., bahkan dapat mengakibatkan kematian.

 

Berkat hasil kerja itu dia peroleh puji dan penghormatan, baik pada masanya maupun oleh generasi sesudahnya.

 

Kehidupan Keluarga dan Akhir Hayatnya

 

Jenner menikahi Catherine Kingscote (meninggal 1815 akibat TBC ) pada bulan Maret 1788. Dari pernikahannya tersebut Jenner dan Catherine dikaruniai dua orang anak. Semasa hidupnya ia banyak berkiprah dalam dunia kesehatan dan ilmu pengetahuan.

 

Jenner hidup hingga usia 73 tahun, meninggal dunia di awal tahun 1823 di rumahnya di kota Berkeley. Jenner ditemukan dalam keadaan kejang pada tanggal 25 Januari 1823, dengan bagian sisi kanan tubuhnya lumpuh. Dia tidak pernah sepenuhnya pulih dan akhirnya meninggal karena stroke kedua pada tanggal 26 Januari 1823. Dia meninggalkan satu putra dan satu putri, anak tertuanya telah meninggal karena tuberkulosis pada usia 21.

 

Ratusan tahun sejak momentum keberhasilan Jenner, vaksin telah digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Louis Pasteur mengembangkan teknik vaksinasi pada abad ke-19 dan mengaplikasikan penggunaannya untuk penyakit anthrax dan rabies. Dengan vaksin pula, beberapa penyakit besar yang melanda umat manusia dapat dikontrol atau dibatasi penyebarannya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat beberapa jenis vaksin pertama yang digunakan manusia, yaitun cacar pada 1798, rabies (1885), pes (1897), difteri (1923), pertusis (1926), tuberkolosis (1927), tetanus (1927), dan yellow fever (1935).

 

Setelah Perang Dunia ke II, pengembangan vaksin mengalami percepatan. Vaksin polio suntik pertama diaplikasikan pada manusia pada 1955, lalu polio oral (1962), campak (1964), mumps (1967), rubella (1970), dan hepatitis B (1981).

 

WHO pun mencanangkan beberapa program vaksinasi dengan target eradikasi penyakit. Untuk cacar, penyakit yang sejak awal mencatat sejarah vaksinasi, kasus terakhir terjadi di Somalia pada 1977. Sementara penyakit polio, ditargetkan WHO teradikasi 2000. meski target ini tidak sepenuhnya tercapai tetapi eradikasi hampir dikatakan berhasil.

 

Terima kasih Edward Jenner.

0 komentar