Miom atau tumor dinding rahim, asal muasalnya sel otot didinding rahim berubah menjadi tumor dan menempel di otot dinding rahim tersebut.
Ukurannya sebesar kacang polong sampai sebutir angggur, miom berbentuk kenyal dan bisa tumbuh cepat atau lambat. Menurut medis statistik sebagian besar kasus miom tidak berbahaya, karena jarang yang berubah menjadi kanker.
Adapun gejala miom dapat terdeteksi saat ukuranya sudah tampak besar, gejala yang akan timbul seperti:
1. Nyeri pada perut atau pinggul.
2. Perut tersa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.
3. Nyeri saat bersenggama.
4. Gejala anemia karena kehilangan darah haid.
5. Sering buang air kecil, karena miom menekan kandung kemih.
6. Merasa terekan pada bagian panggul.
7. Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dna pendarahan tidak normal (lebih banyak atau lebih lama).
8. Infertilitas atau keguguran
9. Konstipasi (sembelit)
10. Terjadi penekanan pada saluran indung telur yang membuat seorang wanita susah hamil
11. Terasa kenyal di perut bagian bawah dekat rahim
12. Mengalami gangguan susah BAB dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena adanya pembengkakan pada tangkai tumor
13. Penekanan juga dapat terjadi di bagian kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya.
Miom diperkirakan tumbuh akibat dari faktor hormonal terutama homron esterogen. Bagi penderita miom memiliki peluang yang lebih kecil untuk hamil di banding wanita yang tidak mengidap penyakit ini. Hal ini dikarenakan, miom akan mengalami perkembangan seiring dengan masa produktivitas, saat hamil yang mana produksi hormon esterogen akan meningkat. Sehingga, miom tumbuh sampai di saluran leher rahim, yang mengakibatkan leher rahim menjadi kecil. Dimana kondisi ini mengakibatkan masuknya sperma ke rahim terhambat, sehingga proses pembuahan juga terhambat. Oleh karena itu, bagi penderita miom, jika ingin hamil miomnya harus dihilangkan dulu.
Adapun gejala miom dapat terdeteksi saat ukuranya sudah tampak besar, gejala yang akan timbul seperti:
1. Nyeri pada perut atau pinggul.
2. Perut tersa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.
3. Nyeri saat bersenggama.
4. Gejala anemia karena kehilangan darah haid.
5. Sering buang air kecil, karena miom menekan kandung kemih.
6. Merasa terekan pada bagian panggul.
7. Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dna pendarahan tidak normal (lebih banyak atau lebih lama).
8. Infertilitas atau keguguran
9. Konstipasi (sembelit)
10. Terjadi penekanan pada saluran indung telur yang membuat seorang wanita susah hamil
11. Terasa kenyal di perut bagian bawah dekat rahim
12. Mengalami gangguan susah BAB dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena adanya pembengkakan pada tangkai tumor
13. Penekanan juga dapat terjadi di bagian kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya.
Miom diperkirakan tumbuh akibat dari faktor hormonal terutama homron esterogen. Bagi penderita miom memiliki peluang yang lebih kecil untuk hamil di banding wanita yang tidak mengidap penyakit ini. Hal ini dikarenakan, miom akan mengalami perkembangan seiring dengan masa produktivitas, saat hamil yang mana produksi hormon esterogen akan meningkat. Sehingga, miom tumbuh sampai di saluran leher rahim, yang mengakibatkan leher rahim menjadi kecil. Dimana kondisi ini mengakibatkan masuknya sperma ke rahim terhambat, sehingga proses pembuahan juga terhambat. Oleh karena itu, bagi penderita miom, jika ingin hamil miomnya harus dihilangkan dulu.
Jika tidak dihilangkan dulu, akan berisiko keguguran di trisemester pertama. Hal ini dikarenakan, miom yang membesar akan mendorong embrio sehingga tidak bisa menempel dengan baik di dinding rahim. Namun, jika kehamilan berlanjut miom dapat mendesak janin sampai plasenta previa (plasenta tumbuh di bawah rahim) dan pendarahan persalinan. Miom akan menyusut dengan sendirinya, ketika seorang wanita memasuki masa menopause dimana tidak lagi dalam masa produktivitas yang ditandai dengan berhentinya menstruasi.
0 komentar