Ebola dari Benua Hitam yang Jadi Momok di Benua Biru



Pasien Ebola

Setelah penularan virus ebola di Spanyol dan Amerika Serikat, masyarakat Benua Amerika dan Eropa menganggap virus mematikan tersebut sebagai momok bersama. Beberapa pakar kesehatan di dua benua tersebut bahkan sempat menyamakan virus yang awalnya hanya berkembang di Afrika tersebut dengan AIDS. Hal itu karena ebola dan AIDS sama-sama penyakit yang belum ditemukan obatnya sekaligus penyakit mematikan.

Di Spanyol, tidak kurang dari enam belas orang yang terbukti pernah ‘berinteraksi’ dengan penderita ebola Teresa Romero Ramos langsung dikarantina. Sementara itu, kondisi Teresa sempat memburuk sehingga dokter sempat menduga perawat tersebut telah meninggal dunia.

Beruntung, Teresa menunjukkan perkembangan positif setelah ia mendapatkan bantuan obat-obatan dan pernapasan. Berdasarkan sumber terpercaya, Ramos menjalani perawatan isolasi dan mengonsumsi obat antiflu Avigan.

Sementara itu, beberapa media di Amerika Serikat mewartakan keberadaan paramedis yang terbukti terjangkit Ebola. Paramedis yang sekarang berada di Texas ini merupakan salah satu perawat untuk Thomas Eric Duncan, pasien asal Liberia.

"Ini tentu saja kabar yang mengganggu pasien, keluarga pasien dan kolega, serta komunitas Dallas," ungkap salah satu  petugas dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat.

Kasus yang namanya masih dirahasikan ini membuat Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di negara Paman Sam tersebut semakin gigih melakukan investigasi dan penelusuran terkait  adanya kemungkinan petugas kesehatan di Amerika Serikat yang juga terjangkit Ebola.

Sementara itu, informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan jika virus ebola telah menular ke lebih dari 1.600 orang di Guinea, Sierra Leone dan Liberia. Kondisi ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah penyebaran virus ebola.

0 komentar