Beberapa buku pelajaran IPA Biologi berbahasa Indonesia kelas X SMA
dan VII SMP materi Fungi, menyebutkan konsep bahwa Oomycotina dan
Myxomycotina masih dikelompokkan ke dalam kingdom Fungi (jamur). Bahkan
buku resmi terbitan pemerintah pun masih menyebutkan hal tersebut.
Benarkah konsep ini?
Campbell (5th edition, 2004) dalam bab Fungi menyebutkan bahwa klasifikasi utama kingdom Fungi terdiri dari divisi Ascomycotina, Zygomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina (Fungi Imperfecti). Artikel ini disadur dari publikasi ilmiah Amy Y. Rossman and Mary E. Palm, USDA
Agricultural Research Service, USDA Animal and Plant Health Inspection
Service, Systematic Botany & Mycology Laboratory, Beltsville,
Maryland 20705Baiklah, berikut beberapa alasan yang menunjukkan
kenapa Oomycotina dan Myxomycotina tidak lagi dimasukkan dalam kingdom
Fungi.
1. Karakteristik Oomycotina atau Jamur Air
Contoh Oomycotina |
Oomycota telah lama dianggap sebagai Fungi karena mereka mendapatkan
nutrisi mereka melalui adsorbsi dan banyak dari anggotanya memproduksi
benang berserabut yang serupa dengan miselium pada Fungi. Bahkan hingga
sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu
tentang biologi Fungi). Oomycotina sering disebut juga sebagai water moulds (jamur air) karena habitat tumbuhnya di tempat yang memlki kelembaban tinggi dan basah.
Namun demikian, ada beberapa ciri yang membedakannya dari Fungi
lainnya, antara lain Oomycotina memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa, berbeda dari Fungi, yang tersusun dari zat kitin. Selain itu,
sel-sel pada fase vegetatif dari metafasenya memiliki inti diploid,
padahal Fungi memiliki inti haploid. Alasan itulah yang membuat
Oomycotina lebih dekat pada Algae dan tumbuhan daripada Fungi.
Perhatikan Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Perbedaan utama antara Oomycotina dan Fungi ( Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota)
Ciri-ciri yang diamati | Oomycotina | Fungi |
Reproduksi seksual | Heterogametangia. Fertilisasi oosfer oleh inti sel berasal dari anteridia yang membentuk oospora . | Reproduksi secara seksual pada setiap divisinya membentuk Zygospores, Ascospores atau Basidiospores. Tidak ada yang memproduksi oospora; |
Bentuk inti sel pada miselium vegetatif | Diploid | Haploid atau dikaryotik |
Komposisi dinding sel | Beta glucans, selulosa | Zat kitin, jarang sekali ada yang berupa selulosa |
Tipe flagel pada zoospores, jika dihasilkan | Heterokont, terdiri dari dua jenis, satu flagel terleta di posterior, satu flagel lainnya yang berserat dan bersilia di posisi anterior | Misalkan flagel diproduksi, biasanya hanya satu jenis: posterior, bulu cambuk (flagela) |
Mitokondria | Krista berbentuk tubuler | Krista yang rata |
Berdasarkan kajian biologi molekuler, organisme ini ternyata
berhubungan lebih dekat dengan Algae coklat dan diatom daripada dengan
Fungi, sehingga digolongkan dalam filum Heterokontophyta. Nama ini
berasal dari tahap sel motil (bergerak) yang berciri memiliki dua
flagella tidak sama panjang. Beberapa anggota Oomycotina memproduksi
spora aseksual yang disebut zoospora. Mereka juga memproduksi spora
seksual yang disebut oospora.
Organisme ini berperan secara ekonomi dan ilmiah. Peran ekonominya
kebanyakan negatif, banyak anggotanya yang merupakan patogen tumbuhan
yang berbahaya karena dapat menghancurkan pertanaman. Phytophthora menyebabkan penyakit layu bibit, hawar kentang, busuk buah, dan busuk akar. Pythium memberikan gejala penyakit yang sama. Peronospora dan Peronosclerospora adalah penyebab penyakit bulai (downy mildew) pada beberapa serealia yang menyebabkan kerugian hingga 100%.
Jamur lendir Diderma testaceum. |
Slime mold Stemonitis fusca in Scotland, UK |
Fuligo septica, the “dog vomit” slime mold |
Anggota divisi ini umumnya disebut sebagai jamur lendir (slime molds).
Jamur lendir mempunyai pola pertumbuhan yang khusus. Jamur ini lebih
mirip dengan Protozoa, tetapi pada satu tahap perkembangannya jamur ini
membentuk spora yang ditampung di dalam sporangia, suatu ciri umum bagi
beberapa golongan Fungi.
Perkembangan jamur lendir bervariasi sesuai dengan jenisnya. Tahap plasmodium terdiri atas massa protoplasma bernukleus banyak. Pada tahap plasmodium ini jamur dapat bergerak pada substrat seperti amoeba
dan melakukan ingesti terhadap bakteri maupun benda kecil. Jika kondisi
tidak menguntungkan, misalnya subtrat mengering, akan berubah menjadi
sel berinti yang berfungsi sebagai spora atau membentuk kantong
(sporangium) tanpa tangkai yang berisi banyak spora. Jika kondisi
menguntungkan lagi, spora akan memproduksi protoplas berflagela satu
kemudian berpasangan, berfusi membentuk zigot yang berflagela dua. Zigot
yang berflagela ganda ini kemudian melepaskan kedua flagelanya dan
melakukan pembelahan sehingga terbentuk plasmodium.
Berdasarkan ciri-ciri yang lebih mendekati Protozoa inilah, banyak
ahli mengelompokkan jamur lendir ke dalam Protista mirip Jamur
(Myxomycetes). Sebagai tambahan wawasan, silahkan menyaksikan video
tentang jamur lendir berikut yang disadur dari video John Bonner,
profesor eeritus Princeton University.
0 komentar