Chikungunya biasanya terjadi di daerah yang mengalami curah hujan tinggi. Kasus chikungunya telah teridentifikasi di sekitar 40 negara yang sebagian besar berada di Asia dan Asia Tenggara, Afrika Barat dan Timur, serta di sekitar Lautan Hindia.
Di Indonesia sendiri, chikungunya pertama kali tercatat mewabah pada tahun 1973 di Samarinda Penyebab dan gejala penyakit chikungunya sering didiagnosis secara keliru sebagai penyakit demam berdarah. Menurut Departemen Kesehatan, kepadatan populasi di Indonesia menyebabkan banyak tempat yang dapat menjadi sarana nyamuk berkembang biak. Rendahnya kekebalan tubuh masyarakat di sekitarnya membuat penyakit ini terus berkembang terutama di musim penghujan.

1. Demam secara tiba-tiba;
2. Nyeri otot, gejala ini bisa bertahan selama berminggu-minggu dan keparahannya bahkan bisa menghalangi penderita untuk bergerak normal;
3. Pada 80% kasus, mengalami radang pada persendian tulang;
4. Menggigil
5. Sakit kepala tak tertahankan
6. Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh
7. Kelelahan
8. Mual dan muntah
2. Nyeri otot, gejala ini bisa bertahan selama berminggu-minggu dan keparahannya bahkan bisa menghalangi penderita untuk bergerak normal;
3. Pada 80% kasus, mengalami radang pada persendian tulang;
4. Menggigil
5. Sakit kepala tak tertahankan
6. Ruam atau bintik-bintik merah di sekujur tubuh
7. Kelelahan
8. Mual dan muntah
Gejala-gejala di atas bisa mereda setelah 3-5 hari, tetapi nyeri sendi biasanya akan tetap terasa hingga beberapa bulan, bahkan bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus timbul komplikasi akibat chikungunya seperti gangguan pada saraf, mata, jantung, dan saluran pencernaan. Bahkan, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian.
Pencegahan terbaik adalah membebaskan sarang nyamuk di setiap rumah, asrama, sekolah, masjid, terminal dan tempat-tempat umum lainnya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan memberi komentar yang baik dan membangun. Sampaikan saran, kritik, pertanyaan, atau opini Anda. Kami akan coba lakukan yang terbaik untuk sobat Zona Biologi Kita