Ekspedisi Darwin sesungguhnya belum berakhir, justru baru akan segera dimulai. Setelah bertolak dari pulau Canary, beberapa waktu kemudian Darwin mendarat di Cape Verde, lepas pantai Afrika, dan merasakan untuk pertama kali pesona eksotis dataran asing yang belum pernah dikunjunginya. Darwin bersama awak HMS Beagle melanjutkan perjalanan dan berlabuh di dataran Amerika Selatan, Bahia (sekarang bernama Salvador), Brasil pada 28 Februari 1832. Ia sangat mengagumi kekayaan alam tropis di Amerika Selatan. Darwin merupakan kolektor yang gigih, di Amerika Selatan, selain Brasil, ia juga mengunjungi Argentina, Ekuador, dan Chile untuk mengumpulkan ratusan spesimen yang akan dibawanya ke Inggris. Spesimen tersebut di antaranya adalah fosil, spesies serangga, burung yang diawetkan, ikan, dan belulang hewan.
Catatan dari ekspedisi Darwin bersama awak HMS Beagle di tempat-tempat yang dikunjunginya, dapat dirangkum sebagai berikut.
- Cape Verde, Afrika
Setelah mengamati adanya garis putih yang mengandung cangkang kerang pada dinding batu karang di sekeliling pulau, Darwin berspekulasi, berdasar buku Charles Lyell The Principles of Geology, bahwa batu karang ini mungkin dulunya berada di dasar atau kedalaman laut. Kemudian dalam kurun waktu yang lama, gunung api yang ada waktu itu menyemburkan lava sehingga dasar laut terangkat perlahan. Akhirnya dasar laut muncul ke atas permukaan laut membentuk pulau.
- Bahia, Brasil, Amerika Selatan
Hobi Darwin mengumpulkan kumbang ketika masih bersekolah ternyata ada manfaatnya juga. Juga keterampilannya mengawetkan burung (taksidermi), yang dipelajarinya dari satu-satunya orang kulit hitam di Edinburgh dulu, John Edmondstone, cukup berguna dalam kegiatan pengumpulan spesiemen. Dalam satu hari, ia berhasil mengumpulkan spesimen serangga, kodok, ikan, burung, dan laba-laba tropis dalam jumlah besar. Lebih banyak dari jumlah spesimen yang bisa dikumpulkannya dalam seminggu di Inggris dulu.
- Argentina
Di negara ini, Darwin berhasil mengumpulkan beberapa tulang dan fosil binatang yang berukuran besar, di antaranya fosil armadilo seukuran badak, tulang belulang gajah, hewan pengerat raksasa, dan kerangka Sloth raksasa.
- Valpariso, Chile
Darwin dan awak Beagle mengalami gempa dan tsunami dahsyat untuk pertama kalinya, yang memporak-porandakan kota pesisir Valdivia, Chile. Di kota itu ia kembali menemukan bukti pengangkatan daratan dari laut yang menyebabkan terbentuknya fosil kerang di tempat yang tinggi. Peristiwa ini membawa pikirannya menuju pertanyaan tentang usia bumi yang sebenarnya. Benarkah bumi baru berusia 6000 tahun seperti anggapan umum waktu itu? Padahal berdasarkan pengamatannya, setidaknya peristiwa yang bisa mengangkat dasar laut hingga ke dataran tinggi itu memerlukan waktu jutaan tahun. Artinya usia bumi sedikitnya lebih dari satu juta tahun, sesuai dengan pendapat Charles Lyell. Sebuah pemikiran yang kontradiktif di eropa ketika itu.
- Kepulauan Galapagos
Banyak orang berpikir bahwa tujuan HMS Beagle adalah untuk menuju pulau ini, dan di pulau ini Darwin menemukan bukti evolusi. Padahal Galapagos hanya satu titik saja dari perjalanan panjang Beagle. Darwin sendiri pun datang ke Galapagos bukan untuk mengamati flora dan faunanya, melainkan untuk menyelidiki keadaaan geologinya. Bahkan ia mendeskripsikan Galapagos sebagai pulau dengan batuan hitam yang tidak menarik, dipenuhi kadal aneh dan buruk (iguana), dan tumbuhannya tidak begitu kaya. Pulau ini lebih cocok disebut arktik daripada pasifik.
Namun pulau itu memang menjadi begitu istimewa bagi Darwin dalam menyusun teori yang menggemparkan eropa, bahkan dunia, kelak. Kuncinya terletak pada konsep kesamaan dan perbedaan.
§ Kesamaan
Darwin tahu bahwa burung-burung di Kepulauan Galapagos sangat mirip dengan burung yang berada di daratan utama Amerika Selatan yang berjarak 960 km. Masuk akal jika menganggap kedua spesies tadi berkerabat, yaitu bahwa sebagian nenek moyang burung tersebut terbang atau terbawa dari Amerika Selatan ke kepulauan Galapagos danmemulai sebuah koloni baru di tempat itu. Proses yang sama terjadi di sepanjang zaman pada hewan lain di seluruh dunia.
§ Perbedaan
Namun, berdasarkan pengamatan lebih dekat, Darwin mengetahui bahwa burung di kepulauan Galapagos memiliki sedikit, tetapi terlihat, perbedaan dengan burung kerabatnya di Amerika Selatan. Terlebih lagi, burung-burung yang sama di setiap pulau tidaklah sama. Di salah satu pulau di Galapagos, beberapa burung memilik paruh kecil untuk mematuk biji-bijian kecil. Sedangkan di pulau yang lain sebagian burung memiliki paruh yang runcing untuk menggali lubang-lubang kecil. Berbeda lagi di tiap pulau yang lain. Para ornitolog yakin bahwa di setiap pulau memiliki spesies yang berbeda, meskipun sekilas burung-burung itu tampak mirip.
Begitu pun kura-kura raksasa Galapagos. Pola cangkang dari kura-kura dari satu pulau ternyata berbeda dengan pola cangkang kura-kura di pulau yang lain. Untuk itu ia berpendapat,” Saya tidak pernah mengira, bahwa kepulauan tersebut, yang saling terpisah sejauh 80-96 km, dan sebagian besar masih dalam jangkauan pandangan, terbentuk dari batuan yang sama persis, berada di iklim yang benar-benar sama, berada di ketinggian tanah yang sama, telah berkembang menjadi sangat berbeda.”
Akhirnya, setelah berlayar selama empat tahun, sembilan bulan, dan lima hari, dalam sebuah malam berbadai (2 Oktober 1896), Darwin dan awak HMS Beagle berhasil merapat ke dermaga Falmouth, Inggris. Charles Darwin telah mengelilingi dunia dan melihat pemandangan yang tidak pernah disaksikan oleh orang lain. Namun berlabuhnya HMS Beagle bukan akhir dari perjalanan keilmuwannya. Justru, sebuah evolusi dari seorang anak sekolahan menjadi sosok ilmuwan naturalis besar, segera akan dimulai! Dan dua tahun setelah ekspedisi Beagle adalah tahun-tahun tersibuk dalam hidup Charles Darwin.
0 komentar