Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi Urine

Sebagaimana telah dibahas pada artikel sebelumnya tentang sistem ekskresi, bahwa sisa metabolisme harus dikeluarkan dari tubuh agar tidak menjadi racun, berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi produksi urine dalam sistem urinaria.

mikturasi

1) Hormon Antidiuretik
Hormon antidiuretik dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis. Pengeluaran hormon ini ditentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus-menerus mengendalikan tekanan osmotik darah. Oleh karena itu, hormon ini akan memengaruhi proses readsorpsi air pada tubulus kontortus distal sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat.

Pada saat tubuh kekurangan cairan, konsentrasi air dalam darah akan menurun. Akibatnya, sekresi ADH meningkat dan dialirkan oleh darah menunju ginjal. ADH meningkatkan permeabilitas sel terhadap air dan permeabilitas saluran pengumpul. Dengan demikian, air akan berdifusi keluar dari pipa pengumpul, lalu masuk ke dalam darah. Keadaan tersebut dapat memulihkan konsentrasi air dalam darah. Akibatnya, urine yang dihasilkan lebih sedikit dan pekat.

2) Usia
Anak balita lebih sering mengeluarkan urine. Hal ini karena anak balita belum bisa mengendalikan rangsangan untuk mikturasi. Mikturasi adalah  proses pengeluaran urine dari dalam tubuh. Jika di dalam kandung kemih tersimpan urine sekitar 200–300 ml, akan timbul refleks rasa ingin buang air kecil. Proses mikturasi ini dimulai dari ginjal–ureter–kandung kemih–uretra.

Selain itu, anak balita juga mengonsumsi lebih banyak makanan yang berwujud cairan sehingga urine yang dihasilkan lebih banyak. Sementara itu, pengeluaran urine pada lansia akan lebih sedikit. Hal ini karena setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi akan menurun kira-kira 10% setiap tahun. Kondisi ini akan mengurangi kemampuan ginjal dalam memproses pengeluaran urine.

3) Gaya Hidup dan Aktivitas
Seseorang yang sering berolahraga urine yang terbentuk akan lebih sedikit dan lebih pekat. Hal ini karena cairan tubuh lebih banyak digunakan untuk membentuk energi. Oleh karena itu, cairan yang dikeluarkan lebih banyak dalam bentuk keringat.

4) Kondisi Kesehatan
Seseorang yang sehat produksi urinenya berbeda dengan orang yang sakit. Orang yang sedang sakit bisa mengeluarkan urine lebih banyak ataupun lebih sedikit tergantung pada jenis penyakit yang dideritanya.

5) Psikologis
Orang yang sedang cemas, aktivitas metabolismenya akan lebih cepat sehingga akan lebih sering mengeluarkan urine.

6) Cuaca
Apabila cuaca panas, cairan tubuh lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat. Jika cuaca dingin cairan tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urine.

7) Jumlah Air yang Diminum
Apabila mengonsumsi banyak air minum, konsentrasi protein dalam darah akan menurun. Kondisi ini dapat mengakibatkan menurunnya tekanan koloid protein sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Akibatnya, volume urine yang diproduksi akan meningkat.

0 komentar